You are currently viewing Peningkatan Tigkat Aktivitas Gunung Ile Lewotolok, Kab. Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Peningkatan Tigkat Aktivitas Gunung Ile Lewotolok, Kab. Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Advertisements
Founder GeoHepi : M. Rifky Abu Zamroh, S.Pd., Gr.

KETERANGAN UMUM

Advertisements

Nama Lain : Gunung Levotoli, Gunung Lebetolo, Gunung Lebetola, Gunung Tokojain, Gunung Warirang, Gunung Ile Api.

Nama Kawah : K1 Dan K2

Lokasi :

Advertisements

a. Geografi Puncak : 08o16’15″LS dan 123o30’18″BT
b. Administratif : Kecamatan Ili Ape, Kabupaten Lembata

Ketinggian : 1319m dpl.

Advertisements

Kota Terdekat : Larantuka

Tipe Gunung Api : Strato

Sejarah Letusan

1660 Terjadi letusan pada kawah pusat (Neumann van Padang, 1951, p. 208). Data letusan ini terdapat dalam ‘Wouter Schout’s Reistogt naar en door Oostindien 177’ (v. 1,p. 78,80).
1819 Terjadi letusan normal pada kawah pusat (Nuemann van Padang, 1951, p. 201).
1849 Tanggal 6 Oktober terjadi letusan di kawah pusat. Keterangan letusan terdapat pada Prospectus van Natuurkundig Tijdscrift voor Nederlandsch Indie (1851, p. 154).
1859 Tanggal 5 dan 6 Oktober terjadi letusan di kawah pusat yang merusak daerah sekitarnya (Neumann van Padang, 1951, p. 201). Menurut Penduduk setempat telah muncul kawah K2 dan komplek solfatara pada lereng timur.
1864 Letusan kawah pusat.
1889 Terjadi letusan normal pada kawah pusat menurut Neumann van Padang (1951, p. 201), sedangkan Verbeek mendiskripsikan mengepulnya tiang asap di G. Ili Lewotolo.
1920 eksowirogo (1972, p. 8) dan Neumann van Padang (1951) menulis bahwa mungkin menurut penduduk setempat telah terjadi letusan kecil. Pada waktu itu timbul corong eksplisi.
1939 Tanggal 6 Januari, 3 Februari, dan Juni terjadi kenaikan aktivitas vulkanik.
1951 Tanggal 15 Desember terjadi kenaikan aktivitas vulkanik.
Peta Status Gunung Api Ile Lewotolok

Gunung Api Ili Lewotolok mengalami erupsi pertama pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (± 1.923 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.

Erupsi kedua terjadi pada tanggal 29 November 2020 pukul 09:45 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 4000 m di atas puncak (± 5.423 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat di kolom bagian bawah dan ke arah timur di kolom bagian atas. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dengan durasi erupsi 10 menit dan diikuti tremor menerus.

Data pemantauan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas G. Ili Lewotolok masih tinggi dan berpotensi untuk mengalami erupsi susulan(Martanto, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2014). G. Ili Lewotolok. Diambil 29 November 2020, dari https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/491-levotoli-lebetolo-lebetola-tokojain-warirang-welirang-ili-api

Martanto. (2020). PENINGKATAN TINGKAT AKTIVITAS G. ILI LEWOTOLOK, KAB. LEMBATA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR – 29 NOVEMBER 2020. Diambil 29 November 2020, dari https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=204

PVMBG. (n.d.). Magma Indonesia. Diambil 29 November 2020, dari https://magma.vsi.esdm.go.id/

Advertisements