Pengertian Seisme
Seisme yang sering disebut dengan gempa bumi atau getaran seismik adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam (endogen) dan umumnya berasosiasi dengan gerakan lempeng. Gempa disebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba pada litosfer. Semakin besar energi dilepaskan, semakin kuat gempa yang ditimbulkan. Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum. Berawal dari hiposentrum, getaran gempa diteruskan ke segala arah. Letak hiposentrum ada yang sangat dalam dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum dengan kedalaman lebih dari 500 km, contohnya hiposentrum dibawah Laut Flores dengan kedalaman sekitar 720 km. Pusat gempa pada permukaan bumi diatas hiposentrum disebut episentrum. Kerusakan terbesar yang diakibatkan oleh gempa terdapat di sekitar daerah episentrum. Di Indonesia, episentrum kebanyakan terdapat di bawah permukaan laut, sehingga kerusakan yang terjadi di daratan tidak begitu besar.
Jenis Seisme
Gempa bumi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa tektonik.
Gempa Tektonik
Gempa tektonik disebabkan adanya kegiatan TEKTONIK lempeng. Gempa bumi ini terjadi di zona batas antarlempeng dan patahan, yaitu sirkum Mediterania (termasuk Balkan, Iran, India, dan Indonesia) dan sirkum Pasifik (termasuk Jepang, Filipina, Cile, dan Amerika Tengah). Gempa ini sering mengakibatkan perpindahan tanah, sehingga gempa ini disebut gempa dislokasi. Bahaya gempa ini relatif besar karena tanah dapat terjadi pelipatan atau bergeser. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan sebarannya meliputi daerah sangat luas. Kekuatan gempa tektonik dapat mencapai 10 magnitude.
Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas VULKANISME. Gempa ini terjadi baik sebelum, selama, atau setelah peletusan gunung api. Gempa ini hanya terjadi di daerah gunung api. Jika gunung api akan meletus, timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawahnya yang menyebabkan terjadinya getaran yang disebut gempa vulkanis. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi gunungapi, tetapi lebih sering terjadi dalam waktu bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa jika dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhan batuan, biasanya terjadi di daerah kapur atau terowongan bawah tanah akibat kegiatan penambangan. Pada daerah kapur, runtuhan dipengaruhi oleh proses pelarutan. Runtuhan yang besar dapat mengakibatkan getaran yang kuat dan bersifat lokal
Jenis gempa bumi berdasarkan Intensitasnya. Berdasarkan intensitasnya, gempa bumi dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
- Makroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa alat.
- Mikroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat
Jenis gempa bumi berdasarkan Hiposentrum. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
- Gempa Bumi Dalam Gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km. Letak hiposentrum yang dalam mengakibatkan gempa ini tidak begitu mengguncang permukaan bumi. Contohnya adalah gempa yang pernah terjadi di bwah Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Sulawesi.
- Gempa Bumi Menengah Gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum antara 100-300 km. Contoh gempa ini pernah terjadi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, dan Teluk Tomini. Gempa bumi ini biasanya menyebabkan kerusakan ringan.
- Gempa Bumi Dangkal Gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km. Gempa bumi ini berbahaya sebab dapat menimbulkan kerusakan besar, seperti yang terjadi di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah pada bulan Mei tahun 2006
Jenis gempa bumi berdasarkan Gelombang Seismik. Proses perambatan gelombang gempa bumi terjadi melalui tiga macam gelombang, yaitu sebagai berikut:
- Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang merambat dari sumber gempa ke segala arah, dengan kecepatan 7-14 km per detik. Gelombang inilah yang pertama dicatat oleh seismograf dan yang pertama kali dirasakan orang di daerah gempa, sehingga dinamakan gelombang primer.
- Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatan 4-7 km per detik, dinamakan juga gelombang sekunder.
- Gelombang Panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 3,5-3,9 km per detik. Gelombang inilah yang paling banyak menimbulkan kerusakan.
Pengukuran Gempa Bumi
Kajian seismologi diperlukan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat pencatat gempa. Terdapat dua macam seismograf yaitu sebagai berikut:
- Seismograf horizontal adalah seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
- Seismograf vertikal adalah seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Magnitudo gempa adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan bernilai sama, meskipun dihitung dari tempat yang berbeda. Skala yang kerap digunakan untuk menyatakan magnitudo gempa ini adalah Skala Richter (Richter Scale). Gempa bumi yang sering digunakan terdapat skala MMI (Modified Mercalli Intensity)
Rumus Episentrum Gempa Bumi
Rumus Laska adalah rumus yang digunakan untuk mencari jarak episentrum gempa Bumi.
Keterangan:
∆= Jarak Episentrum
S= Waktu terjadinya gelombang sekunder
P= Waktu terjadinya gelombang primer
1’= 1 menit
Contoh Soal dan Jawaban Magnitudo Gempa
Jika seismograf mencatat gelombang primer pada pukul 10.30′.15″ dan gelombang sekunder pukul 10.37′.45″.Maka jarak episentrum gempa adalah?
Diketahui: S = 10.37′.45
P = 10.30′.15″
Ditanya: E ?
Jawaban:
E {( S-P )-1′}×1000 km
{(10.37′.45″-10.30′.15″)-1′}×1000 km
{( 7′.30″)-1}×1000 km
{6’+(1/2)}×1000 km
= 6,5 × 1000 km = 6.500 km
Jadi jarak episentrumnya adalah 6500 km
Pengaruh Gempa Bumi terhadap Kehidupan
Di permukaan bumi dampak gempa bumi dipengaruhi oleh kekuatan gempa. Kerusakan berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi. Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah, korban pun banyak berjatuhan. Gempa tidak hanya memberikan dampak bagi lingkungan fisik, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat karena gempa dapat menjadi salah satu bencana yang harus diwaspadai. Gempa bumi juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tsunami. Kondisi yang menyebabkan tsunami antara lain gempa berkekuatan besar (lebih dari 6 SR, pusat gempa di dasar laut dengan pusat gempa yang dangkal), dan adanya dislokasi kerak bumi bawah laut.
Selain memberikan dampak negatif, gempa bumi juga memberikan pengaruh positif. Gempa menjadikan kemajuan teknologi semakin pesat terutama dalam penemuan alat pendeteksi gempa. Gempa juga memberikan pengaruh positif di bidang pariwisata terutama tepat di lokasi terjadinya gempa. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar lokasi tersebut. Setelah terjadi gempa, manusia juga mengambil hikmah di balik peristiwa tersebu karena menjadikan manusia lebih peduli terhadap sesamanya dan meningkatkan kewaspadaan jika terjadi gempa.