Pengertian dan Gejala Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim sendiri merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya bersifat global. Selain itu, dampaknya juga bersifat global, dirasakan oleh seluruh mahluk hidup diberbagai belahan dunia. Kesimpulannya, perubahan iklim global dapat diartikan sebagai berubahnya iklim di bumi yang dapat disebabkan karena proses internal (peristiwa alam) ataupun eksternal (seperti aktivitas manusia) yang dapat merubah komposisi atmosfer secara global, yang bisa diamati alam kurun waktu tertentu ( jangka panjang).
Pengaruh Perubahan iklim
Perubahan iklim dapat dirasakan diseluruh dunia antara lain menyebabkan terjadinya
Perubahan dalam siklus hidrologi
Dampak dari perubahan-perubahan tersebut dalam siklus air adalah menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih di dunia.
Meningkatnya resiko kesehatan
Perubahan iklim akan mengubah distribusi nyamuk-nyamuk malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi musiman penyakit alergi akibat serbuk sari dan meningkatkan penyakitpenyakit pada saat gelombang panas (heat waves).
Kenaikan muka air laut
Kutub lebih hangat daripada saat ini selama periode waktu tertentu, pencairan es kutub telah menyebabkan kenaikan muka laut naik 4-6 meter. Hal ini sangat membahayakan bagi Negara Kepulauan karena akan menengelamkan pulau-pulau kecil seperti di Indonesia
Mempengaruhi kekayaan keanekaragaman hayati
Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati yang juga disebabkan oleh kejadian hujan badai yang meningkat frekuensi dan intensitasnya, angin topan, dan banjir, meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan, meningkatnya frekuensi kebakaran hutan, daerah-daerah tertentumenjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim global yang terjadi saat ini faktor utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Selain itu, pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga member kontribusi besar pada pertambahan Gas Rumah Kaca (GRK).
Akibat jenis aktivitas yang berbeda-beda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya berbeda-beda. Di Indonesia sendiri Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari manusia dapat dibedakan atas beberapa hal, yaitu:
Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi (FWI/GFW, 2001). Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja). Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi kadar GRK di udara.
Energi Bahan Bakar Fosil
Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.
Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi GRK, khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya. Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke atmosfer
Sampah
Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang dihasilkan dari sector kehutanan dan energy. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Dengan jumlah pendudukyang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg atau sekitar 190 ton per tahun. Dengan jumlah sampah yang sedemikian besar, maka Indonesia akan menghasilkan gas metana ke atmosfer sekitar 9500 ton per tahun. Jika sampah kota tidak dikelola secara benar, maka laju pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin cepat.
KERJAKAN LKPD MATERI PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN DENGAN KLIK TAUTAN DIBAWAH INI!
LKPD KELAS 10 MATERI PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN
Dinamika Atmosfer, an interactive worksheet by rifky_pongkor liveworksheets.com