Sumberdaya Kelautan
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang 99.093 km (data dari Badan Informasi Geospasial), yang disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah daratan seluas 1.860.359,67 km2. Potensi dan Persebaran Sumberdaya Kelautan Indonesia sebagai berikut:
Potensi kelautan
Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap potensi Indonesia sangat melimpah sehingga dapat diharapkan menjadi sektor unggulan perekonomian nasional. Untuk itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal dan lestari, Tugas ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pemilik usaha guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah pada kesejahteraan rakyat.
Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan utama Indonesia. Dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 juta ton per tahun.
Mangrove
Hutan mangrove yang masih baik hingga saat ini sekitar 3.7160 hektar, sedangkan yang lainnya rusak atau dalam keadaan sedang. Hal tersebut dipaparkan pada saat workshop pengembangan Ekowisata untuk Mendukung Konservasi Mangrove di Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2012 (Nationalgeographic.co.id). Berdasarkan data tahun 1999-2005 menunjukkan bahwa hutan bakau telah berkurang sebanyak 5,58 juta hektar atau sekitar 64% dari luas hutan mangrove seluruhnya yang seharusnya 8,6 juta hektar.
Luas terbesar hutan mangrove ada di Papua yaitu 3,6 juta hektar, sedangkan Kalimantan sekitr 165 ribu hektar. Sumatera 417 ribu hektar. Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara 3,67 hektar. Perkembangan hutan mangrove dipengaruhi oleh air laut (pasang), air tawar sebagai sumber makanannnya, serta endapan (sedimentasi) lumpur yang substratnya berasal dari erosi daerah hulu.
Budidaya Laut
Potensi besar perikanan untuk Budidaya ini menjadi sebuah peluang untuk para industri pengolahan perikanan, salah satunya adalah industri pengalengan ikan sarden. Peningkatan volume dan nilai produksi dari komoditas seperti sarden ini menjadi angin segar bagi para investor atau pembeli asing untuk mendapatkan kualitas ikan sarden yang baik dan berkualitas.
Nilai produksi untuk setiap komoditas unggulan perikanan budidaya dari tahun 2010-2016 mengalami kenaikan, terdiri dari: (1) Udang mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,03%; (2) Kerapu mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 9,61%; (3) Bandeng mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 10,45%; (4) Patin mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 30,73%; (5) Nila mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 19,03%; (6) Ikan Mas mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,44%; (7) Lele mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 26,43%; (8) Gurame mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,70%; dan (9) Rumput Laut mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 27,72%.
Terumbu Karang
Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 1.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang. Terumbu karang akan tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21-29 derajat Celcius.
Tambak Garam
Potensi lahan tambak garam di Indonesia diperkirakan 34.000 ha, tetapi hanya sekitar 20.000 ha (60 %) yang telah dimanfaatkan untuk produksi garam
Energi Laut
Energi laut ini diperoleh dari gelombang laut, pasang surut, Oceanic Thermal Energy Conversion (OTEC), dan angin. Sumber energi yang dapat dihasilkan adalah sumber energi listrik yang dapat dimanatkan dalam kehidupan sehari-hari. OTEC juga menghasilkan hydrogen, lithium dan energi lainnya yang sangat beranfaat bagi kehidupan manusia.