Vulkanisme II

Advertisements

Vulkanisme II Merupakan Lanjutan dari materi vulkanisme, Klik Tombol di bawah untuk materi Vulkanisme sebelumnya

Advertisements

Tipe-tipe Gunung Api Berdasarkan bentuknya

Gunung api perisai

Gunung Api Perisai

Dibangun oleh aliran lava dalam jumlah besar dari suatu kawah pusat. Sifat magmanya basa dengan kekentalan rendah serta kurang mengandung gas. Karena itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi meleleh atau effusif. Akibatnya lereng vulkan ini landai (kira-kira kemiringan 2º- 10º), tingginya tidak seberapa dibandingkan dengan diameter alasnya. Contoh vulkan perisai banyak dijumpai di Kep. Hawaii seperti gunung Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea dan sebagainya

Gunung api strato  

Gunung Api Strato

Dibangun oleh material erupsi berupa piroklastik. Magmanya bersifat asam, lebih kental dan banyak mengandung gas sehingga erupsinya eksplosif. Materi-materi piroklastik tersebut setelah dihempaskan ke udara kemudian jatuh di lereng-lereng gunung tersebut, menghasilkan bentuk vulkan yang makin ke puncak makin meruncing. Kadang-kadang bahan erupsinya berganti ganti antara piroklastik dan lava sehingga kelihatan berlapis-lapis, dan dikenal sebagai kerucut campuran (composite cone) atau strato volcanoes. Bentuknya juga berupa kerucut dengan lereng curam (10º-35º) dan hampir simetris dengan dasar berupa lingkaran. Kebanyakan vulkan di Indonesia tergolong vulkan strato.

Gunung api maar  

Gunung Api Maar

Dibangun oleh erupsi dahsyat yang menghempaskan sebagian besar tubuh gunung, namun erupsi selanjutnya lebih dominan gas yang mengikis batuan membentuk lubang besar. Nama maar berasal dari nama danau kawah di daerah pegunungan eifel, jerman, yang diameternya 2 km. Contohnya Ranu Grati, Ranu Klakah, Ranu Bedali, dan banyak lagi di lereng gunung Lamongan.

Advertisements

Contoh Gunung Api Perisai, Strato dan Maar

1. Berdasarkan Bentuk

Contoh Bentuk Gunung Api di Dunia

2. Berdasarkan besar tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman waduk magma.

Tipe Letusan Gunung Api

1. Tipe Hawaii

Magma yang dikeluarkan sangat cair dengan tekanan gas rendah berasal dari dapur magma yang dangkal. Contohnya: gunung Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea dan sebagainya.

2. Tipe Stromboli

Erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif, tetapi berlangsung lama. Sering terjadi letusan kecildan banyak mengeluarkan eflata. Magma yang dikeluarkan cair dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang agak dalam. Contohnya Gunung Raung di Jawa Timur dan gunung Vesuvius di Italia.

Advertisements

3. Tipe Perret

Mempunyai ledakan yang sangat dahsyat disertai material yang menyembur ke angkassa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya gunung Krakatau di selat sunda.

4. Tipe Merapi 

Magma kental yang mengalir secara perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Akibatnya, tekanan gas makin kuat hingga kawah tersebut terangkat dan pecah yang disertai keluarnya awan panas. Contohnya gunung Merapi di Jawa Tengah.  

5. Tipe Pelee 

Magma kental dengan tekanan gas yang tinggi berasal dari dapur magma yang dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.  

6. Tipe Vulkano

Magma yang dikeluarkan cair kental dengan tekanan gas sedang sampai tinggi,bersal dari dapur magma yang dangkal sampai agak dalam. Contohnya Gunung Bromo, Gunung Etna di Italia.

7. Tipe St.Vincent

Magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang dangkal. Contohnya Gunung Kelud di jawa timur dan Gunung St. Vincent di kepulauan Antiles.  

3. Berdasarkan aktifitasnya

berdasarkan aktiffitasnya gunuung api dibedakan menjadi 3 yaitu :

Gunung Tipe A atau gunung api aktif

Gunung api yang masih menghasilkan magma bekerja dan pernah mengalami erupsi magmatik sekurang kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.  

Gunung Tipe B atau gunung api pasif

Gunung api yang beum pernah mengalami letusan sesudah tahun 1600, tetapi masih memperlihatkan gejala gunung berapi aktif yaitu mengeluarkan solfatara. Contoh gunung api ini adalah Gunung Rajabasa di Lampung, Gunung Patuha di Jawa Barat

Gunung Tipe C

Gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia, namun masih menunjukkan adanya aktifitas di masa lampau. Hal ini dapat diketahui dari keberadaan solfatara dan fumarola. Contoh gunung api tipe ini adalah Kawah Manui Kamojang, dan Gunung Lahendong

Tempat terbentuknya Gunung Api

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu , terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua , terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :

  1. Pemekaran kerak samudera, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
  2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
  3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
  4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

Gejala dalam Letusan Gunung Api

1. Gejala Pra vulkanik  

Merupakan tanda-tanda gunung api akan meletus. Indikator pra vulkanik diantaranya:

  1.  Suhu udara disekitar gunung naik secara mendad
  2. Sumber air banyak yang mongerin
  3. Sering terjadi getaran-getaran gempa loca
  4. Pohon-pohon banyak yang meranggas dan mat
  5. Binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat lain karena ekologinya terganggu.

 3. Gejala Pasca vulkanis

Gejala sesudah gunung api meletus. Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah tidak aktif lagi atau hampir padam. Gejala-gejala tersebut disebut gejala pascavulkanik atau gejala postvulkanik. Gejala-gejala tersebut adalah sebagai berikut;

  1. Terdapat gas belerang, gas yang menggeluarkan belerang dinamakan solfatar. Contohnya di gunung weulirang
  2. Terdapat gas fumarow adalah gas yang mengandung uap air. Contohnya di nilai dieng (jawa tengah, sulawesi utara)
  3. Terdapat mofet adalah gas yang mengandung asam arang. Contohnya di gunung tangkuban perahu dan papandayan (jabar)
  4. Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air panas yang memiliki kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit
  5. Terdapat mata air makdani adalah mata air yang mengandung mineral. Contohnya di maribaya (jawa barat)
  6. Terdapat geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi secara periodik yang terbentuk dari air yang terdapat didalam batuan kemudian terpanaskan oleh gas panas yang berasal dari sirkulasi kepermukaan bumi sehingga terjadilah pemancaran air dengan suhu cukup tinggi. Contohnya di pelabuhan ratu.

Dampak Vulkanisme Terhadap Kehidupan

1. Dampak negatif  

A. Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

2. Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacammacam batuan.

3. Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

4. Hujan Abu

Material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

5. Awan panas

hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

6. Lahar dingin

materi letusan gunung api (abu, kerikil, pasir, bebatuan) yang tersapu air hujan di hulu, dan mengalir turuni lereng ke arah hilir. Waspadai lahar dingin setelah terjadinya letusan vulkanik gunung api. Lahar dingin sangat berpotensi terjadi dan wajib dihindari.

B. Dampak positif

1. Tanah subur

Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan

2. Mata pencaharian bertambah

Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, yakni penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.

3. Kaya akan sumber daya mineral

Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.

4. Muncul ekosistem baru

Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru

5. Muncul sumber air baru

Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini baik bagi kesehatan kulit.

6. Muncul pembangkit listrik terbarukan

Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik

Check Status Gunung Api di Indonesia

Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan pada zaman sekarang ini kita bisa memantau status gunung api di Indonesia agar informasi tersebut dapat membantu dalam menghadapi bahaya gunung api.

silahkan klik tombol berikut


Chcek Status Gunung Api di Indonesia

KERJAKAN ELKPD MATERI VULKANISME DENGAN KLIK TAUTAN BERIKUT!


ELKPD KELAS 10 MATERI VULKANISME

Dinamika litosfer, an interactive worksheet by rifky_pongkor liveworksheets.com

SILAHKAN KERJAKAN LATIHAN SOAL MATERI VULKANISME DENGAN KLIK GAMBAR BERIKUT!

Advertisements