Pengertian Flora dan Fauna
Kita harus bangga menjadi warga Indonesia. Satu di antara banyak hal yang membuat kita bangga menjadi warga Indonesia adalah Indonesia memiliki kekayaaan flora dan fauna. Negara kita merupakan satu di antara negara terkaya akan kehidupan flora dan fauna di dunia.
Istilah flora berasal dari bahasa latin yang berarti alam tumbuhan. Flora dapat diartikan sebagai sekelompok tanaman atau tumbuhan (Kasiyo, 2016). Di dalam dunia tumbuhan, ada yang dinamakan flora endemik, yaitu sekelompok jenis tumbuhan yang hidup di daerah tertentu, seperti flora endemik Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan flora endemik daerah lainnya. Flora endemik suatu daerah adalah jenis tumbuhan tertentu yang tidak dijumpai di wilayah lain. Hal itu terjadi karena setiap daerah memiliki ciri-ciri wilayah tertentu, seperti iklim, cuaca, dan tanah yang membedakan dengan wilayah lain. Contohnya bunga melati yang merupakan flora endemik Jawa.
Kata fauna berasal dari bahasa latin yang berarti alam hewan. Fauna secara sederhana diartikan hewan, sedangkan pengertian umum adalah segala jenis hewan yang hidup di dunia. Tidak hanya flora endemik, fauna juga memiliki istilah fauna endemik. Fauna endemic adalah hewan yang hanya ditemukan di wilayah tertentu dan tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Persebaran fauna endemik bersifat alami tanpa campur tangan manusia untuk memindahkannya. Contohnya burung Cendrawasih dan Badak. Jenis burung tersebut merupakan endemik asli Papua, sedangkan badak bercula satu merupakan endemik Ujung Kulon, pulau Jawa. Jenis burung dan badak tersebut tidak dapat ditemukan di daerah lain. Dalam penyebutan jenis fauna, pada umumnya diberi imbuhan secara geografis. Misalnya hewan asia, hewan australia, dan hewan peralihan.
Arti Penting Flora Dan Fauna Bagi Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat lepas dari ketersediaan tumbuhan dan hewan. Keberadaan tumbuhan dan hewan sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Tidak mungkin manusia dapat hidup tanpa tumbuhan dan hewan. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan.
Untuk kebutuhan kesehatan, manusia memerlukan zat-zat tertentu yang bersumber dari tumbuhan dan hewan. Untuk kebutuhan udara dan air yang segar, tumbuhan sangat diperlukan untuk menghasilkan oksigen dan air melalui proses fotosintesis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa flora dan fauna memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti pada bidang pangan, kesehatan, ilmu pengetahuan, keseimbangan lingkungan, pariwisata, ekonomi, dan lain sebagainya.
a. Sumber Bahan Makanan
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal padi sebagai bahan makanan pokok. Padi merupakan tumbuhan yang cocok dibudidayakan di Indonesia yang beriklim tropis. Tumbuhan ini dapat beradaptasi hampir pada semua lingkungan dari dataran rendah sampai dataran tinggi sehingga banyak di- budidayakan masyarakat. Tanaman padi tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara merupakan lumbung padi nasional. Padi dapat tumbuh di daerah panas dengan curah hujan tinggi.
Walaupun demikian, tidak hanya beras sebagai makanan pokok penduduk Indonesia. Beberapa masyarakat lokal di Indonesia memiliki makanan pokok selain beras. Sagu, singkong, jagung, ketela, ubi, dan sejenisnya telah dijadikan sebagai tanaman budi daya untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok.
Tanaman Sagu atau sago palm (Metroxylon sagu) merupakan makanan pokok di daerah Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Sagu tak hanya hidup di Papua. Sagu juga dapat tumbuh di wilayah lain, seperti di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Mentawai. Berdasarkan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang dilansir pada tahun 2014, luas sagu dunia mencapai 6,5 Juta ha. Dari luas lahan tersebut, Indonesia memiliki pohon sagu seluas 5,5 juta ha dan dari luas lahan tersebut, 5,2 juta ha berada di Papua dan Papua Barat. Demikian halnya dengan jagung, ketela pohon, ubi jalar, dan kentang, banyak ditanam di pulau Jawa, Sulawesi, dan Papua, sebagai makanan pokok maupun makanan tambahan.
b. Sumber dan Penopang Bagi Kesehatan
Hidup sehat menjadi dambaan seluruh manusia yang tinggal di planet bumi. Untuk memperoleh kehidupan yang sehat dibutukan obat-obat yang bersumber dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan memiliki manfaat dalam bidang kesehatan seperti pengobatan penyakit yang telah ada sejak lama.
Berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat di alam dapat menjadi sumber obat-obatan. Menurut catatan WHO sekitar 20.000 spesies tumbuhan dipergunakan oleh penduduk dunia sebagai obat (Malik, 2020). Ada sekitar 1.260 spesies tumbuhan yang secara pasti diketahui berkhasiat sebagai obat Indonesia. Bahkan tanaman tersebut banyak dibudidayakan masyarakat melalui TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang bermanfaat untuk obat keluarga.
Indonesia juga tercatat sebagai salah satu pusat Vavilov, yaitu pusat sebaran keanekaragaman genetik tumbuhan budi-daya (Kusmana, 2015). Satu diantara jenis tana- man yang paling terkenal pemanfaatannya bagi kesehatan adalah eucalyptus. Tumbuhan ini merupakan bahan utama untuk minyak kayu putih.
c. Sumber Daya Ekonomi
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang telah dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi (Mulyadin, 2016). Salah satunya adalah kayu. Beragam jenis kayu yang menjadi khas negara Indonesia, seperti jati, mahoni, gaharu dan lain sebagainya.
Kayu jati banyak ditemukan di kawasan pulau Jawa dan pulau Kalimantan. Meskipun pohon kayu jati ada di Kalimantan dan Sumatra, namun mereka tidak dapat tumbuh secara maksimal karena tanahnya tidak mendukung. Kandungan tanah pada kedua pulau tersebut memiliki tingkat kea- saman yang tinggi. Kayu jati sangat diandalkan dalam industri mebel. Kayu ini merupakan kayu premium untuk pembuatan perabotan rumah. Untuk dijadikan sebagai bahan membuat mebel, diperlukan kayu jati yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Faktor usia ini yang menjadikan harga dari kayu jati menjadi lebih mahal daripada kayu lainnya.
d. Keseimbangan Ekosistem
Flora dan fauna di suatu daerah memiliki peran untuk menjaga keberlangsungan ekosistem. Salah satu bentuknya adalah sebagai elemen rantai makanan. Setiap hewan dan tumbuhan memiliki peran masing masing yang meliputi peran sebagai produsen, konsumen, predator, pengurai, dan sebagainya. Sebagai contoh: harimau merupakan predator karnivora yang memburu hewan herbivora (pemakan tumbuhan). Peran harimau penting sebagai pengontrol jumlah populasi hewan pemakan tumbuhan (LIPI,2014).
Ragam dan Dinamika Jenis Flora dan Fauna Indonesia dan Permasalahannya
a. Ragam Flora dan fauna
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas, beriklim tropis, dan topografi yang bervariasi. Indonesia memiliki luas sekitar 9 juta km2, memiliki lebih dari 17 ribu pulau dengan garis pantai hingga 95.181 km. Luas daratan mencapai 2 juta km2 dan luar perairan mencapai 7 juta km2. Indonesia berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik). Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan dan suhu yang bervariasi.
Wilayah barat umumnya memiliki curah hujan tinggi yang beriklim basah, sedangkan di wilayah timur bercurah hujan lebih rendah dan beriklim lebih kering. Wilayah Indonesia juga memiliki topografi yang bervariasi dari dasar laut yang curam, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif maupun tidak aktif. Kompleksitas topografi tersebut mengakibatkan wilayah Indonesia memiliki suhu udara yang bervariasi.
Wilayah Indonesia yang luas dengan variasi curah hujan, temperatur, dan tanah memengaruhi keragaman flora dan fauna. Indonesia memiliki ragam flora dan fauna yang tinggi. Keragaman flora dan fauna di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding Amerika Selatan dan Afrika yang beriklim tropis. Jenis flora di Indonesia berjumlah lebih dari 10% jenis tumbuhan di seluruh dunia (Aryani, 2017). Indonesia memiliki hutan hujan tropis dengan beragam tumbuhan, seperti pohon, perdu, rumput, dan tumbuhan anggrek (orchidaceae) yang penyebarannya tersebar (Indonesia.go.id, 2018).
Jumlah Spesies tanaman di Indonesia
Ragam Spesies | Jumlah |
---|---|
Paku pakuan | 4000 |
Rotan | 322 |
Spesies Pohon Meranti | 400 |
Jenis Pohon Bambu | 122 |
Jenis Tanaman Anggrek | 4000 |
Jumlah Jenis Fauna di Indonesia
Jenis Fauna | Jumlah |
---|---|
Pisces (Ikan) | 4000 |
Aves (Burung) | 1600 |
Mamalia | 500 |
Reptilia dan amphibi | 1000 |
Insecta (serangga) | 200.000 |
b. Permasalahan Flora dan Fauna di Indonesia
Wilayah Indonesia yang luas dengan keragaman flora dan fauna yang beragam tmemberikan manfaat yang besar bagi kehidupan penduduk secara ekonomi, kesehatan, sosial dan budaya. Namun sayangnya keberadaan sebagian tumbuhan dan hewan tersebut mengalami kemerosotan, bahkan jenis flora dan fauna tertentu nyaris punah. Ada beberapa permasalahan yang mendera flora dan fauna, yakni:
1) Eksploitasi berlebihan
Eksploitasi berlebihan atau over eksploitasi adalah proses pengambilan sumber daya terbarukan sampai sumber daya tersebut menjadi berkurang. Eksploitasi berlebihan dapat berujung pada kerusakan sumber daya. Eksploitasi berlebihan terjadi pada sumber daya alam, misalnya tanaman obat liar, padang rumput, cadangan ikan, hutan dan cadangan air. Dalam ekologi, eksploitasi yang berlebihan merupakan satu dari lima kegiatan utama yang mengancam keanekaragaman hayati global (Sumarto,2012). Para ekologis menggunakan istilah ini untuk menggambarkan populasi yang dipanen sampai pada titik ketika keberlanjutannya terganggu. Hal ini dapat berakibat pada kepunahan di tingkat populasi dan bahkan kepunahan sejumlah spesies.
2) Kepunahan Flora dan Fauna
Jumlah flora dan fauna di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menyusut. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang begitu cepat (Indrawan, 2012). Manusia cenderung memanfaatkan flora dan fauna tanpa kendali demi untuk pemuasan kebutuhan hidupnya. Pembangunan permukiman yang mengurangi lahan komunitas flora fauna, serta pengembangan industri yang merusak lingkungan, tentu akan merusak habitat alam. Contoh: orang menebang pohon di hutan tanpa perhitungan, akibatnya banyak hutan menjadi gundul atau rusak. Padahal hutan merupakan habitat flora dan fauna, termasuk flora fauna yang dilindungi. Semakin berkurangnya flora dan fauna di Indonesia, tidak terlepas dari sikap masyarakat yang tidak peduli akan kelestarian lingkungan. Masyarakat hanya mau mengambil sumber daya alam, tetapi tidak memperhatikan kelestarian dan kelangsungan hidup penghuninya.
Sebanyak 1.252 jenis tumbuhan Indonesia masuk dalam daftar merah sebagai jenis flora yang akan punah. Adapun kriteria penetapan daftar merah adalah kritis, genting, rawan, hampir terancam, dan kurang mendapatkan perhatian (Herliyanto, 2019). Jenis tanaman yang kritis akan habis antara lain ialah tengkawang, plajlar, dan ulir.
Sama dengan berbagai tanaman langka yang perlu dilestarikan, beberapa jenis fauna juga perlu dilestarikan karena beberapa fauna hampir dan sudah langka. Kelangkaan berbagai jenis hewan terutama terjadi karena sikap manusia yang memburu dan memanfaatkannya tanpa memperhatikan kelestarian habitatnya. Jika perburuan hewan langka terus berlangsung tanpa ada sanksi yang tegas dari pemerintah, maka sangat mungkin jika hewan langka itu menjadi punah. Sebagai contoh saat ini harimau Sumatra populasinya diperkirakan kurang dari 400 ekor (DLHK DIY, 2019), dan setiap bulannya tidak kurang 14 ekor mati terbunuh oleh pemburu yang hanya ingin memperoleh keuntungan dari penjualan hewan buruannya. Memang kulit harimau dapat dijual dengan harga yang mahal untuk dijadikan hiasan rumah. Tetapi jika ini dibiarkan terus menerus, maka harimau Sumatra akan punah dan hanya tinggal cerita bagi anak cucu kita.
Belum lagi satwa-satwa lainnya yang juga semakin punah karena ulah pemburu yang serakah. Saat ini, badak bercula satu yang dilindungi di Ujung Kulon berjumlah sekitar 50 ekor. Jika kita tidak melindungi dan berupaya untuk mengembangbiakkannya, maka tamatlah cerita tentang badak bercula satu yang menjadi andalan suaka margasatwa di Ujung Kulon. Demikian juga pesut Mahakam yang hanya berjumlah sekitar 50 ekor. Pesut Mahakam yang menjadi daya tarik wisatawan asing akan menghilang tanpa ada generasi pengganti. Sebagai akibatnya, wisata menyaksikan pesut Mahakam pun tidak akan ada lagi.