Letak Indonesia Secara Geologis

Advertisements

Pengertian Letak Geologis

Letak suatu wilayah yang didasarkan oleh struktur batu-batuan di dalam bumi serta fenomena geologi di wilayah tersebut disebut dengan letak geo- logis. Letak geologis juga berkaitan dengan posisi wilayah terhadap lempeng tektonik. Berdasarkan letaknya secara geologis, Indonesia dilalui oleh dua pe- gunungan muda, yakni pegunungan sirkum Mediterania di bagian barat dan pegunungan sirkum Pasifik di bagian tengah dan timur.

Advertisements

Pegunungan Sirkum Mediterania merupakan hasil dari aktivitas tektonik lempeng yang bergerak ke arah utara. Pegunungan Sirkum Mediterania memanjang dari Pegunungan Alpen di Eropa, Pegunungan Himalaya di Asia, sampai deretan pegunungan di Pulau Sumatra dan Jawa. Pegunungan Sirkum Pasifik yang dikenal dengan daerah Cincin Api Pasifik merupakan hasil pergerakan ke arah timur dari aktivitas tektonik pada Lempeng Pasifik yang akhirnya mendorong lempeng di sekitarnya. Pegunungan Sirkum Pasifik memanjang dari Amerika hingga Selandia Baru, tepatnya mulai dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Amerika Utara, kemudian Jepang, Filipina, lalu Sulawesi, Banda, dan berlanjut hingga Selandia Baru.

Peta Letak Geologis Indonesia di antara Tiga Lempeng Tektonik

Indonesia terletak di antara tiga lempeng dunia, yakni satu lempeng samudra dan dua lempeng benua. Lempeng samudra tersebut adalah lempeng Samudra Pasifik yang berada di sebelah utara-timur Indonesia. Dua lempeng benua yang dimaksud adalah Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Benua Indo-Australia. Lempeng Benua Eurasia terletak di utara-barat laut Indonesia yang terdiri atas Benua Eropa dan Asia. Lempeng Benua Indo-Australia terletak di selatan-barat Indonesia, lempeng benua ini terdiri atas Benua Australia dan Samudra Hindia.

Ketiga lempeng dunia yang berada di sekeliling Indonesia saling bertumbukan. Di bagian barat, terdapat tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia dan di bagian timur terdapat tumbukan antara Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, serta Lempeng Eurasia. Hal tersebut terjadi karena adanya pergeseran Lempeng Pasifik dan Indo-Australia menuju Lempeng Eurasia. Selanjutnya, Lempeng Pasifik terus mengalami pergerakan dari arah barat ke timur, sedangkan Lempeng Indo- Australia selalu bergerak menuju utara. Kedua lempeng tersebut menekan Lempeng Eurasia sehingga terjadi tumbukan antara ketiga lempeng yang sering kali memicu terjadi gempa bumi.

Advertisements
Letak Geologis Indonesia di antara Dua Dangkalan-Paparan

Indonesia terletak di antara dua paparan atau dangkalan. Dangkalan me- rupakan wilayah laut dangkal yang menghubungkan wilayah daratan yang besar. Wilayah daratan yang dimaksud dapat berupa negara, kawasan, maupun benua. Indonesia terletak di antara paparan Sunda dan paparan Sahul.

Di bagian barat Indonesia terdapat paparan Sunda yang termasuk pada bagian tenggara dari Lempeng Eurasia dan terdiri atas pulau serta kawasan laut dangkal. Paparan Sunda berhubungan langsung dengan Benua Asia, membentang dari Pulau Kalimantan hingga Pulau Jawa meliputi wilayah Se- menanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Madura, Bali, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan Paparan Sahul terletak di Indonesia bagian timur. Paparan Sahul termasuk bagian dari Lempeng Australia yang juga menghu- bungkan Benua Australia dan Pulau Papua. Paparan Sahul terbentang sangat luas hingga Kalimantan dan Papua bahkan mencakup bagian utara Papua hingga utara Benua Australia.

Advertisements

Pengaruh Letak Indonesia Secara Geologis

Seperti yang kalian pernah pelajari, kerak bumi merupakan lapisan terluar Bumi sebagai tempat manusia berpijak. Kerak bumi mengambang di atas lapisan cair yang panas atau yang kita sebut dengan astenosfer. Karena berada di atas lapisan yang bersifat cair maka kerak bumi akan cenderung aktif bergerak yang dapat dijelaskan dengan teori-teori berikut.

Menurut teori lempeng tektonik atau “Continental Drift” yang dikemukakan oleh Alfred Wegener seorang pakar meteorologi geofisika, bahwa berdasarkan penampakan geografis benua-benua di dunia dan temuan paleontologi, kerak bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang mengapung di atas massa cair. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa Bumi merupakan planet yang dinamis atau selalu bergerak. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan akan terjadinya tumbukan atau pemisah antar lempeng selama miliaran tahun silam yang menyebabkan terbentuknya morfologi Bumi seperti saat ini.

Di Indonesia terdapat beberapa fenomena alam yang menunjukkan adanya patahan di permukaan bumi. Patahan Lembang atau dikenal Sesar Lembang merupakan fenomena gerakan lapisan bumi yang memanjang dari Kabupaten Padalarang hingga Jatinangor sejauh kurang lebih 29 Km. Sesar tersebut dapat menyebabkan gempa hingga berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 skala ritcher. Sesar Lembang terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian/ segmen barat dan Segmen timur. Karena itu gempa yang diakibatkan memiliki skala yang berbeda-beda. Pergerakkan Sesar Lembang mencapai 3 milimeter/ tahun, namun segmen-segmennya memiliki pergerakan tersendiri sehingga pergerakkan sesar tersebut tidak berjalan sempurna. Meski pun demikian kecepatan Gerakan sesar Lembang ini selalu berubah-ubah.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di antara tiga lempeng tektonik dunia yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara terjadi tumbukan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, sedangkan di wilayah Papua dan Maluku utara terdapat tumbukan antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik. Adanya tumbukan antar ketiga lempeng tersebut menyebabkan timbulnya kontur tanah dan relief yang bervariasi di Indonesia. Tak hanya itu tumbukan tersebut juga menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api, baik yang aktif maupun tidak aktif, serta mengakibatkan terjadinya gempa tektonik di Indonesia.

a. Membentuk Rangkaian Pegunungan
Aktivitas pergerakan lempeng-lempeng tektonik dapat mengakibatkan terbentuknya rangkaian pegunungan di dunia. Adanya proses tektonik lempeng dari zaman mesozoikum hingga saat ini membentuk Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania dan Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik. Oleh sebab itu Indonesia yang berada di antara kedua rangkaian pegunungan tersebut dapat memiliki banyak gunung aktif dan tidak aktif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania terbentuk dari proses tektonik, yaitu bergeraknya Lempeng Gondwana menuju arah utara sehingga bertumbukan dengan Lempeng Eurasia yang mengakibatkan tertutupnya area Laut Tethys dan terbentuk rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania. Rangkaian pegunungan tersebut memanjang dari Afrika Utara tepatnya di Pegunungan Atlas yang berada di Maroko menuju Pegunungan Alpen di Swiss, selanjutnya memasuki wilayah Asia dan membentuk Pegunungan Asia Tengah dan berbelok ke selatan memasuki wilayah Indonesia seperti Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku yang sejajar dengan zona subduksi Lempeng Indo-Australia. Adanya Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania di Indonesia membentuk dua busur pegunungan, yakni busur dalam (inner arc) dan busur luar (outer arc).

Busur dalam atau inner arc bersifat aktif (vulkanik). Hal tersebut dikarenakan pegunungan busur dalam berhubungan langsung dengan proses subduksi, dimana lempeng menunjam ke dalam perut bumi, kemudian meleleh menjadi magma dan gunung api aktif. Pegunungan busur dalam memanjang dari Bukit Barisan di Pulau Sumatra, menuju Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku membentuk jalur gunung api. Gunung api yang termasuk dalam busur dalam di Indonesia antara lain Gunung Leuser, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.

Berbeda dengan busur dalam (inner arc), pegunungan busur luar (outer arc) bersifat tidak aktif. Hal tersebut dikarenakan gunung- gunung yang termasuk busur luar merupakan rangkaian pegunungan lipatan akibat dari tumbukan tepi lempeng. Di Indonesia, pegunungan busur luar dapat ditemukan di Pulau Simeulue, Nias, Enggano, dan Kepulauan Mentawai. Selanjutnya gunung- gunung tersebut memanjang membentuk jalur pegunungan di dasar laut pantai barat Pulau Sumatra hingga pantai selatan di Pulau Jawa. Kemudian gunung-gunung busur luar tersebut kembali muncul ke permukaan di daratan Pulau Sawu, Rote, Timor, Babar, Kepulauan Kei, Pulau Seram, dan Pulau Buru.

Peta Jalur Cincin Api Pasifik

Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik terbentuk dari proses aktivitas tektonik yang memanjang di batas Lempeng Pasifik yang bertumbukan dengan lempeng-lempeng di sekitarnya. Oleh karena itu, terbentuklah Cincin Api Pasifik yang terdiri atas 425 gunung berapi aktif dan dorman. Cincin api pasifik tersebut berbentuk seperti tapal kuda. Gunung api yang ada di Indonesia juga menjadi bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).

Jalur dari Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik memanjang dari Pegunungan Andes yang berada di Amerika Selatan, kemudian melalui Amerika Utara tepatnya di Pegunungan Rocky yang bersambung menuju Kepulauan Jepang. Selanjutnya rangkaian pegunungan tersebut bersambung dengan pe- gunungan Filipina dan menuju Indonesia hingga ke pegunungan di Selandia Baru. Di Indonesia, Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik bercabang men-jadi dua rangkaian yang sama-sama berawal dari Pulau Luzon. Cabang Sirkum Pasifik yang pertama memanjang dari Pulau Luzon, Pulau Palawan, dan Kepulauan Sulu menjadi pegunungan di Kalimantan, dimana di wilayah Kalimantan tidak terdapat gunung api yang aktif. Cabang Sirkum Pasifik yang kedua memanjang dari Pulau Luzon menuju ke Samar, Mindanao, Kepulauan Sangihe, dan Pulau Sulawesi, selanjutnya menyambung ke Busur Papua bertepat di Halmahera dan Pulau Papua. Busur Papua merupakan hasil tumbukan antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik.

Seperti yang kalian ketahui, letak geologis Indonesia berada di antara Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik yang menga- kibatkan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif. Terdapat 127 gunung berapi yang aktif di Indonesia, artinya sebanyak 13% dari jumlah gunung aktif dunia berada di Indonesia. Gunung berapi aktif tersebut terse- bar di Indonesia dari Sumatra, Jawa, sampai Laut Banda.

Pulau Sumatra memiliki rangkaian gunung berapi aktif, yaitu pegunu- ngan Bukit Barisan. Rangkaian pegunungan tersebut membentang dari utara hingga selatan sepanjang 1700 km. Terbentuknya pegunungan Bukit Barisan diakibatkan oleh pergerakan dari Lempeng Indo-Australia. Pegunungan ini terdiri atas 30 gunung berapi yang aktif seperti Gunung Weh, Gunung Sina- bung, Gunung Toba, Gunung Kerinci, dan Gunung Singgalang.

Pulau Jawa yang memiliki ukuran lebih kecil daripada Pulau Sumatra memiliki konsentrasi gunung api aktif yang tinggi. Di Pulau Jawa terdapat 35 gunung api yang aktif. Dimana empat di antaranya termasuk pada gunung berapi yang paling aktif di Pulau Jawa dengan letak yang saling berdekatan. Gunung- gunung tersebut antara lain Gunung Bromo, Semeru, Merapi, dan Kelud. Pada tahun 1883 terjadi letusan besar Gunung Krakatau hingga memusnahkan dua per tiga pulau dengan menyisakan kaldera besar yang terdapat di bawah laut. Gunung berapi lainnya yang ada di Jawa antara lain Gunung Salak, Gunung Ijen, Gunung Papandayan, Gunung Raung, dan Gunung Lawu.

Indonesia memiliki pulau-pulau kecil seperti Pulau Bali dan pulau-pulau lain di Nusa Tenggara yang disebut dengan kepulauan Sunda Kecil. Di wilayah kepulauan tersebut terdapat 30 gunung berapi aktif. Terbentuknya gunung berapi yang aktif di wilayah ini disebabkan oleh kerak samudra dan pergerakan landas benua. Salah satu gunung berapi aktif yang ada di kepulauan Sunda Kecil ialah Gunung Tambora. Gunung Tambora terletak di Sumbawa, gunung ini pernah meletus pada 5 April 1815 dengan skala letusan 7 VEI (Vulcanic Explosive Index). Akibat letusan ini, Gunung Tambora tercatat sebagai gunung dengan letusan terhebat dalam catatan sejarah. Beberapa gunung berapi aktif selain Gunung Tambora yang berada di wilayah ini ialah Gunung Agung, Gunung Batur, Gunung Rinjani, Gunung Kelimutu, dan Gunung Sirung.

Indonesia memiliki gunung api laut yang terletak di wilayah Kepulauan Maluku dan Sulawesi. Di Kepulauan Maluku terdapat 16 gunung berapi yang aktif. Gunung api di wilayah tersebut umumnya berupa pulau-pulau dan beberapa gunung api bawah laut. Beberapa gunung berapi aktif yang ada di Kepulauan Maluku ialah Gunung Nieuwerkerk, Gunung api Wetar, Gunung Teon, dan Gunung Serua. Sedangkan di Sulawesi terdapat 18 gunung berapi yang aktif. Beberapa contoh gunung api aktif yang ada di Sulawesi antara lain Gunung Mahawu, Gunung Klabat, Gunung Tangkoko, dan Gunung Banua Wuhu.

b. Terbangun Topografi yang Bervariasi
Indonesia memiliki topografi yang beragam. Topografi dapat terbentuk dari tenaga dalam bumi (endogen) dan tenaga luar bumi (eksogen). Tenaga endogen dipengaruhi oleh kondisi geologis Indonesia, sedangkan tenaga eksogen dipengaruhi tenaga matahari, air dan angin. Sebagai akibat dari kedua tenaga tersebut, Indonesia memiliki topografi yang beragam, di antaranya dataran nrendah, dataran tinggi, gunung, serta pegunungan.

Dataran rendah merupakan relief dari daratan yang memiliki ketinggian kurang dari 200 mdpl. Perbedaan ketinggian di wilayah dataran rendah pada umumnya tidak terlalu berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya. Dataran rendah sering disebut dengan dataran aluvial. Dataran rendah terbentuk dari hasil sedimentasi atau pengendapan material-material yang dibawa oleh sungai menuju muara. Oleh sebab itu, kita banyak menemui dataran rendah di wilayah muara sungai-sungai besar di Indonesia.

Daerah di Indonesia yang termasuk pada dataran rendah ialah bagian timur Pulau Sumatra yakni dari wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hingga provinsi Lampung, selanjutnya di bagian utara, barat, selatan, dan timur dari Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan bagian barat, selatan, dan utara Pulau Papua. Topografi dataran rendah dapat memengaruhi iklim di Indonesia yakni membentuk iklim dataran rendah. Iklim dataran rendah terdapat pada kawasan dataran rendah yang berada pada kawasan tropis, ciri dari iklim ini ialah memiliki variasi suhu harian yang tinggi serta curah hujan sedikit dengan waktu singkat.

Dataran dengan ketinggian 200-1000 mdpl dengan relief yang relatif landai tergolong dalam dataran tinggi atau plateau. Dataran tinggi ini terbentuk dari proses eksogen dan endogen. Dataran tinggi yang terbentuk dari proses vulkanisme memiliki kesuburan tanah yang tinggi sehingga banyak sayuran yang dapat dihasilkan oleh petani dari wilayah dataran tinggi tersebut.

Topografi dataran tinggi dapat mengakibatkan terbentuknya iklim dataran tinggi. Iklim dataran tinggi dicirikan dengan variasi suhu tahunan dan harian yang tinggi, kelembaban udara yang rendah, tekanan udara yang rendah, serta sinar matahari yang terik. Di Indonesia wilayah yang termasuk pada dataran tinggi ialah Batu di Jawa Timur, Bandung di Jawa Barat, Brastagi yang berada di Provinsi Sumatra Utara, dan Gayo yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bentang alam berupa dataran tinggi ini dapat membentuk iklim dataran tinggi di Indonesia.

Topografi di Indonesia selain berupa dataran rendah dan tinggi juga terdapat topografi atau relief berupa gunung dan pegunungan. Gunung merupakan relief permukaan bumi yang berupa cembungan dan pada umumnya terbentuk dari proses vulkanisme dan tektonisme. Vulkanisme ialah peristiwa naiknya magma yang ada di dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi, sedangkan tektonisme merupakan proses pergerakan lempeng bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan di permukaan bumi.

Pegunungan merupakan barisan atau kumpulan dari beberapa gunung. Kawasan pegunungan memiliki kemiringan lereng yang lebih besar daripada daratan dengan ketinggian di atas 1000 meter. Selain pegunungan, kalian juga mengenal istilah perbukitan. Perbukitan merupakan daerah yang memiliki ketinggian antara 500 sampai 750 mdpl dengan kemiringan lereng yang hampir sama dengan pegunungan. Seperti yang kita ketahui pegunungan di Indonesia terbentuk dari tenaga endogen akibat letak geologis Indonesia. Iklim yang dapat terbentuk di daerah pegunungan adalah iklim pegunungan yang dicirikan dengan variasi suhu udara yang rendah, adanya hujan yang terjadi di lereng bagian depan dan terdapat sedikit di daerah bayangan hujan, serta terkadang banyak turun salju seperti di daerah Puncak Jaya Wijaya.

Selain memiliki topografi berupa dataran dan pegunungan, Indonesia juga memiliki topografi berupa daerah pantai. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sebutan sebagai negara maritim. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Indonesia juga merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia. Daerah pantai adalah daerah pertemuan antara perairan yang luas dapat berupa laut dan lautan dengan wilayah daratan. Daerah pantai jika bertemu dengan daratan yang rendah akan membentuk wilayah pantai yang landai. Sedangkan daerah pantai yang bertemu dengan tebing yang curam akan membentuk wilayah pantai terjal atau disebut cliff.

Daerah pantai dapat dibagi menjadi dua zona, yakni zona daerah pantai yang selalu kering berupa daratan atau selalu basah berupa laut, dan zona neritis atau daerah pesisir yakni zona yang terkadang kering sehingga menjadi daratan serta terkadang basah tertutup air. Topografi daerah pantai dapat membentuk iklim maritim karena iklim ini terdapat pada kawasan tropis dan subtropis yang dikelilingi oleh laut maupun lautan. Pada daerah tropis seperti Indonesia iklim maritim memiliki ciri variasi suhu rata- rata tahunan yang sedikit, sering terjadi hujan lebat yang disertai dengan badai, serta terdapat banyak awan di daerah tersebut.

c. Memunculkan Peristiwa Gempa
Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat dari proses pelepasan tenaga dari bumi karena pergeseran lempeng tektonik. Gempa tektonik termasuk dalam gempa yang paling besar dampaknya karena dampak yang dirasakan bisa mencakup wilayah yang sangat luas. Gempa ini sering terjadi di dunia, bahkan 95% peristiwa gempa di seluruh dunia merupakan gempa tektonik. Salah satu peristiwa tektonisme yang dapat menimbulkan gempa bumi ialah peristiwa patahan atau dislokasi. Peristiwa patahan dapat menyebabkan gelombang getaran yang merambat ke segala arah melalui materi penyusun bumi sehingga dapat menghancurkan bagian permukaan bumi yang tidak dapat menahannya.

Sebagai negara yang terletak di antara tiga lempeng tektonik dunia yang terus mengalami pergerakan, maka Indonesia sering mengalami peristiwa gempa tektonik. Gempa tektonik tersebut tak jarang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan. Berdasarkan data gempa bumi yang terjadi dalam kurun waktu tahun 2009 hingga 2019 tercatat sebanyak 71.628 kejadian gempa di Indonesia. Jika di rata-rata, wilayah Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi sebanyak 6.512 kali per tahunnya, 543 kali per bulan, dan 18 kejadian gempa per harinya. Provinsi Maluku menjadi provinsi dengan kejadian gempa bumi terbanyak, diikuti dengan provinsi Sulawesi Tengah, kemudian Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan dilanjutkan dengan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Kalimantan termasuk pada wilayah Indonesia yang jarang mengalami gempa bumi. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2020 di Indonesia tercatat sebanyak 29 kejadian gempa bumi.

Pengelolaan Potensi Geografis Indonesia

Aspek geografis Indonesia dapat memengaruhi potensi sumber daya di Indonesia. Sebagai negara beriklim tropis, tentunya Indonesia memiliki potensi dalam bidang pertanian. Tak hanya itu, aspek geografis juga menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan darat yang perlu dikelola dengan baik. Pemanfaatan sumber daya alam yang baik dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan.

Indonesia memiliki potensi alam dalam bidang pertanian yang tinggi. Tingginya potensi pertanian tersebut dikarenakan suburnya wilayah daratan Indonesia. Hal itu dapat terjadi karena wilayah daratan Indonesia yang banyak dilalui oleh pegunungan. Potensi sumberdaya pertanian tersebut dapat menjadi sumber daya alam pertanian yang besar sehingga Indonesia juga disebut sebagai negara agraris.

Indonesia memiliki potensi pertanian yang besar, namun belum terkelola secara optimal. Impor bahan pangan masih sering terjadi, seperti beras, gula, dan buah-buahan dari Thailand. Oleh karena itu, jika pemanfaatan potensi pertanian dapat dioptimalkan, maka impor bahan pangan dapat dikendalikan atau bahkan dihentikan, dan ketahanan pangan di Indonesia akan maksimal.
 
Selain pemanfaatan pertanian belum optimal, aktivitas bisnis dan pembangunan industri di Indonesia cenderung bergerak di Pulau Jawa dan Sumatra. Industri manufaktur di Indonesia secara spasial cenderung terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan penyumbang tenaga kerja sektor industri sebanyak 78–82%. Pulau Sumatra menyerap sebanyak 12% tenaga kerja bidang industri, dan di Kalimantan serta pulau-pulau lainnya masih sedikit yang berperan dalam bidang industri.
 
Pengetahuan terkait kondisi geografis menjadi hal yang penting dalam pembangunan pengembangan industri untuk mengetahui ketersediaan bahan baku atau sumber daya yang akan diolah. Zonasi potensi geografis dapat mempermudah pembangunan dan pengembangan industri. Dengan mengetahui potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di setiap wilayah, maka pembangunan sektoral dapat diarahkan ke wilayah yang tertinggal seperti zona Maluku dan Nusa Tenggara. Selain itu, dengan adanya zona potensi geografis pengelolaan sumber daya alam dapat diarahkan dengan baik dan benar, sehingga risiko kerusakan lingkungan dan bencana alam dapat diminimalisir.
Advertisements