Jika kalian mengamati pergaulan Indonesia dalam kancah internasional, tentu akan menjumpai kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain secara individual, berkelompok secara kewilayahan, dan berkelompok secara bebas. Kerja sama Indonesia secara individual dengan masing-masing negara disebut kerja samabilateral. Misalnya kerja sama Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Amerika Serikat, dan masih banyak lagi kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain secara bilateral.
Selain Indonesia menjalin kerja sama secara bilateral, Indonesia juga menjalin kerja sama dengan negara-negara lain secara berkelompok kewilayahan dan non kewilayahan. Kerja sama Indonesia dengan negaranegara lain yang dilandasi aspek kewilayahan disebut kerja sama regional. Misalnya kerja sama Indonesia dalam kelompok ASEAN, AFTA, dan sebagainya. Adapun kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain secara berkelompok, tetapi tidak berada dalam suatu wilayah tertentu disebut kerja sama multilateral. Misalnya kerja sama Indonesia dalam kelompok G20 dan WTO. Baik kerja sama secara regional maupun multilateral, keduanya sama-sama diperlukan untuk kepentingan nasional meningkatkan ketahanan wilayah.
1. Kerja Sama Indonesia dalam Kancah Bilateral
Kerja sama bilateral Indonesia dengan negara-negara lain di dunia telah berlangsung lama sejak Indonesia merdeka. Kerja sama itu dimulai dari negara-negara yang terdekat letaknya, yaitu negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Banyak sekali negara yang telah menjalin kerja sama bilateral dengan Indonesia. Berikut hanya sebagian saja yang disajikan dalam pembahasan ini. Selebihnya kalian dapat mempelajari secara mandiri.
a. Kerja Sama Bilateral Indonesia dengan Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara
Indonesia menjalin kerja sama dengan banyak negara di wilayah Asia Tenggara. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Tidak semua negara-negara tersebut dibahas secara eksplisit dalam buku ini, tetapi disajikan melalui tautan. Kalian dapat mempelajarinya dengan membuka tautan yang telah disediakan.
1) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia
Malaysia merupakan negara terdekat Indonesia. Luas Malaysia mencapai 329.847 km2 dengan populasi sebesar 32.730.000 jiwa (Data World Bank, 2020). Secara astronomis, negara jiran ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu Malaysia Barat yang berlokasi antara 1° LU – 7° LU dan 100° BT – 104° 02’ BT, dan Malaysia Timur yang berlokasi antara 1° LU – 7° LU dan 100° 41’ BT – 119° BT. Malaysia Barat berupa Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur (Borneo Malaysia) dipisahkan oleh Laut Tiongkok Selatan.
Secara geologis, wilayah Malaysia Barat termasuk deretan Pegunungan Mediterania, pegunungan-pegunungan rendah yang tidak termasuk gunung berapi serta tutupan yang didominasi oleh hutan dan tanaman karet. Selain itu, Malaysia Barat juga terdiri atas banyak sungai dan dataran yang tanahnya berjenis aluvial. Untuk wilayah Malaysia Timur mempunyai kondisi geologis yang hampir homogen dengan Malaysia Barat, yaitu mencakup gunung dan hutan. Selain itu, Malaysia Timur masuk pada deretan Sirkum Pasifik dengan puncak gunung tertinggi di Malaysia, yaitu Gunung Kinabalu.
Sesuai letaknya yang berada di dekat ekuator, Malaysia beriklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi dan cenderung panas. Suhu tahunan berkisar 24°-35°C dengan rata-rata curah hujan sekitar 2.000-2.500 mm per tahun. Curah hujan tinggi terdapat di wilayah utara dan barat. Iklim yang demikian disebabkan oleh awan monsun yang bergerak ke arah wilayah tersebut serta kelembabannya yang tinggi saat menjangkau daerah yang lebih jauh. Pada bulan Juni sampai September berlangsung musim kemarau, sedangkan bulan Desember sampai Maret berlangsung musim hujan.
Malaysia memiliki banyak potensi sumber daya alam. Untuk sektor perkebunan, komoditas yang besar produksinya adalah karet, kelapa sawit, kakao, lada, dan tembakau. Malaysia merupakan salah satu pengekspor terbesar karet dan minyak sawit di dunia. Untuk sektor pertambangan, minyak bumi dan timah merupakan dua sumber daya mineral utama Malaysia. Minyak bumi dan gas alam dihasilkan di ladang minyak lepas pantai Sarawak, Sabah, dan Terengganu. Selain itu, juga terdapat tambang tembaga, besi, batu bara, dan bauksit.
Kondisi alam negara tetangga ini juga potensial untuk objek wisata. Ada pegunungan, sungai, dan perairan laut yang menarik dan indah. Selain itu, ada pula Gunung Kinabalu di Sabah, Air Terjun Kota Tinggi di Johor, Pantai Tanjung Aru di Sabah, dan Pulau Kapas di Terengganu. Di sana juga banyak objek wisata buatan yang diminati oleh wisatawan, seperti Batu Caves di Selangor dan Menara Kembar Petronas yang menjadi ciri khas Malaysia.
Hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia telah berlangsung lama. Malaysia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan Indonesia. Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut dibangun kerja sama untuk saling menguntungkan negara masing-masing. Beberapa bidang kerja sama antara lain kerja sama ekonomi dan perdagangan, politik dan pertahanan, penerangan, serta sosial dan budaya.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama Indonesia dan Malaysia terbagi menjadi jasa, ekspor impor, dan investasi.
(1) Dalam bidang jasa, banyak warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia. Saat ini jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) legal diperkirakan lebih dari 1,1 juta jiwa yang tersebar di Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak)
(2) Dalam bidang ekspor dan impor, Indonesia merupakan negara ke-11 terbesar tujuan ekspor Malaysia dengan nilai total US$5,22 miliar (tahun 2007) atau naik 19% dibandingkan tahun 2006. Ekspor terdiri atas ekspor migas sebesar US$1,61 miliar (meningkat 16,51%) dan nonmigas sebesar US$3,60 miliar (meningkat 20,15%). Total perdagangan bilateral (ekspor dan impor) Indonesia-Malaysia senilai US$11,50 miliar, meningkat 18,28% dibandingkan tahun 2006. Komoditas impor utama Malaysia dari Indonesia antara lain elektronika, komponen kendaraan bermotor, kakao, dan karet.
(3) Dalam bidang investasi, Malaysia memiliki jumlah investasi sebesar 18% dari total jumlah investasi asing di Indonesia. Sektor pembangunan infrastruktur dan perumahan, telekomunikasi, serta asuransi diperkirakan akan menarik minat investor Malaysia ke Indonesia, selain industri otomotif dan pembangkit tenaga listrik. Di sektor perbankan, Malaysia mulai melakukan investasi di Indonesia sejak 2002 dengan berinvestasi di salah satu bank di Indonesia. Di sektor transportasi, Malaysia berinvestasi pada salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia.
b) Kerja Sama Bidang Politik dan Pertahanan
Dalam bidang politik dan pertahanan, kerja sama bilateral yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
(1) Konsultasi tahunan tingkat kepala pemerintahan.
(2) Pembentukan Eminent Persons Group (EPG). Beberapa hal yang dibahas dalam kerja sama ini antara lain sebagai berikut.
• Penggunaan bahasa Indonesia/Melayu dalam pelaporan/ rekomendasi EPG kepada kepala pemerintahan. Penggunaan bahasa Inggris hanya sebagai referensi.
• Rencana penyelenggaraan Dialog Kesejarahan dan Dialog Budaya pada November 2008 di Batam.
• Pembahasan dan pembentukan tim kecil untuk menangani PMI yang dipekerjakan secara ilegal oleh Malaysia.
• Mendorong kerja sama antar-UKM dan Kadin kedua negara.
• Penyelenggaraan intermedia dialog secara berkala.
• Pelaksanaan kunjungan muhibah antara kalangan media.
(3) General Border Committee (GBC) merupakan wadah kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam bidang militerpertahanan. Dampak positif kerja sama tersebut adalah terciptanya hubungan kedua angkatan bersenjata yang mengedepankan profesionalisme tentara, tetapi tetap proporsional dan kritis dalam menanggapi isu-isu di antara kedua negara.
c) Kerja Sama Bidang Penerangan, Sosial, dan Budaya
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur berperan aktif dalam menggerakkan diplomasi kebudayaan, bekerja sama dengan institusi pemerintahan dan swasta. Sebagai contoh, penyelenggaraan promosi seni budaya Indonesia bekerja sama dengan hotel-hotel terkemuka di Malaysia dengan menampilkan suguhan seni budaya tradisional dan dekorasi khas Indonesia. Kerja sama dalam bidang penerangan contohnya penandatanganan kesepakatan bersama dalam bidang penerangan dan komunikasi melalui media radio dan televisi serta peningkatan pertukaran pegawai penerangan antara kedua negara. Selain itu, pembentukan Regional TV News Channel, joint photo exhibitions, dan mendorong exchange visit, serta pertukaran wartawan kedua negara.
2) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura
Secara astronomis, Singapura terletak di antara 1° 17’ LU – 1° 30’ LU dan 103° 38’ BT – 104° 25’ BT. Berdasarkan letak geografisnya, Singapura berada pada ujung selatan Semenanjung Melayu yang mempunyai luas sebesar 716 km2. Penduduk Singapura pada tahun 2021 mencapai 5.454.000 jiwa.
Secara geologis, Singapura berada dalam kawasan Lempeng Eurasia. Puncak tertingginya adalah Timah Hill dengan ketinggian 162 meter. Singapura juga mempunyai perbukitan bernama Panjang dan Mandai. Bukit tersebut membentuk medan yang berlekuk-lekuk di tengah pulau dan mengandung batuan granit. Bagian timur pulau terdapat plato rendah yang terbentuk oleh erosi.
Singapura terletak di wilayah monsun khatulistiwa dengan iklim bercorak suhu tinggi dan curah hujan yang konstan sepanjang tahun. Rata-rata suhunya menurut Weather Spark per tahun bervariasi dari 25 °C sampai 32 °C, dan relatif jarang di bawah dari 24 °C atau di atas 33 °C.
Singapura tidak mempunyai banyak sumber daya alam. Hanya sebagian kecil dari wilayah Singapura digunakan untuk pertanian. Industri pada sektor perikanan hanya menyediakan sebagian dari total kebutuhan ikan segar. Namun, negara ini sangat maju dalam bidang perdagangan, bahkan termaju di Asia Tenggara. Letak Singapura yang strategis menjadikannya sebagai pelabuhan utama. Selain itu, fasilitas dan prasarana transportasi udara yang sangat baik menjadi potensi pada sektor pariwisata. Hotel dan pusat perbelanjaan menjadi investasi yang besar bagi pemerintah. Pusat hiburan, pusat perbelanjaan, dan daerah pantai yang telah direnovasi menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Indonesia sejak lama menjalin kerja sama dengan Singapura. Kerja sama kedua negara tersebut meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertahanan, masalah wilayah dan lingkungan, serta pariwisata.
a) Kerja Sama Bidang Perdagangan dan Ekonomi
Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai US$36 miliar (US$29,32 miliar AS). Singapura merupakan investor luar negeri teratas bagi Indonesia, dengan total kumulatif dari US$1,14 miliar pada 142 proyek. Perdagangan antara kedua negara juga mencapai sekitar US$68 miliar pada tahun 2010. Pada saat yang sama, ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura adalah yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, dilakukan kesepakatan penghindaran pajak berganda atau tax treaty. Penguatan kerja sama dalam pelatihan industri 4.0, kerja sama dalam bidang investasi dan pengembangan sumber daya manusia, pembentukan Working Group on Batam-Bintan-Karimun and Other Special Economic Zones in Indonesia (Working Group on BBK and Other SEZs).
b) Kerja Sama Bidang Pendidikan
Kerja sama dalam bidang pendidikan ini berupa pertukaran mahasiswa atau pendidikan tingkat tinggi yang dilakukan antar universitas antara Singapura dengan Indonesia. Selain itu, kerja sama dalam bidang vokasi pesantren. Tujuannya agar sumber daya manusia para santri dapat terus diperkuat dan dikembangkan.
c) Kerja Sama Bidang Kesehatan
Terkait kerja sama dalam bidang kesehatan, pemerintah Indonesia dan Singapura bersepakat menjalin kerja sama dalam menangani merebaknya penyebaran virus Covid-19. Kemudian dalam bidang penelitian kesehatan, saling tukar informasi dan teknologi dalam rangka pencegahan dan penanganan kasus-kasus kesehatan.
d) Kerja Sama Bidang Pariwisata
Singapura adalah sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia, dengan jumlah 1.373.126 wisatawan Singapura mengunjungi Indonesia pada tahun 2010. Sebaliknya, Indonesia juga menjadi sumber wisatawan terbesar bagi Singapura, mencapai jumlah 2.592.222 wisatawan Indonesia yang mengunjungi Singapura pada 2011. Selain tujuan bisnis, wisatawan Indonesia tertarik ke Singapura sebagian besar untuk wisata belanja, wisata kota, dan pulau resort dengan taman tema. Sementara Singapura tertarik ke Indonesia sebagian besar untuk wisata alam dan budaya.
b. Kerja Sama Bilateral dengan Negara-Negara di Kawasan Asia
Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral dengan negara-negara di Asia. Ada beberapa negara yang disajikan dalam materi ini, tetapi ada juga negaranegara yang disajikan dalam tautan. Silakan kalian buka tautan yang telah telah disediakan. Beberapa negara yang intensif dalam kerja sama bilateral tersebut antara lain kerja sama dengan Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan.
1) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Jepang
Jepang terletak di lepas pantai timur Asia. Negara industri maju ini merupakan negara kepulauan yang terdiri atas empat pulau utama, yaitu Hokkaido, Honshu (yang terbesar dan terpadat), Kyushu, dan Shikoku, serta lebih dari 3.500 pulau kecil.
Jepang secara astronomis terletak di antara 30° LU – 47° LU dan 128° BT – 146° BT. Secara geografis, Negeri Sakura ini terletak di belahan Bumi Utara bagian paling timur Benua Eurasia. Kepulauan Jepang dipisahkan oleh Laut Jepang (Laut Timur) dari Benua Asia. Jepang bertetangga dengan Korea, Rusia, dan Tiongkok (Utami, 2021).
Penduduk Jepang pada tahun 2022 ini diperkirakan mencapai 126.368.572 jiwa. Jumlah tersebut turun 0,12% (149.291 jiwa) dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya sebanyak 126.517.863 jiwa (Countrymeters, 2022).
Jepang memiliki iklim subtropis dengan empat musim yang berbeda coraknya. Keempat musim tersebut adalah:
a) musim semi, yang berlangsung pada bulan Maret-Mei;
b) musim panas, yang berlangsung pada bulan Juni-Agustus;
c) musim gugur, yang berlangsung pada bulan September-November; dan
d) musim dingin, yang berlangsung pada bulan Desember-Februari.
Jepang bagian timur memiliki musim panas yang panas dan lembab serta musim dingin dengan salju yang sangat lebat di sisi laut Jepang dan di daerah pegunungan. Jepang bagian barat memiliki musim panas yang sangat panas dan lembab dengan suhu mencapai 35 °C atau lebih serta musim dingin yang dingin hingga bersalju. Okinawa dan Amami memiliki iklim laut subtropis yang lebih hangat pada musim dingin dan sejuk pada musim panas.
Sistem transportasi Jepang sangat maju dengan jaringan jalan dan rel kereta api mencakup hampir setiap bagian wilayah Jepang, bersamaan dengan layanan angkutan udara dan laut yang luas. Shinkansen atau disebut sebagai kereta supercepat adalah kereta yang berjalan dengan kecepatan maksimal 250 sampai 300 km per jam.
Jepang merupakan negara kepulauan yang dilalui dua arus laut, yaitu Kurosyiwo dan Oyasyiwo. Arus tersebut menjadikan perairan di laut Jepang lebih panas di musim dingin sehingga menjadi menjadi habitat ikan yang besar. Perairan teritorial Jepang dan zona ekonomi eksklusifnya adalah yang terbesar ke-6 di dunia, meliputi sekitar 4,5 juta kilometer persegi. Pasar ikan merupakan salah satu pasar grosir ikan terbesar di dunia, terutama untuk ikan beku, olahan, dan segar. Jepang memiliki lebih dari dua ribu pelabuhan perikanan termasuk Otaru, Nagasaki, Kushiro, dan Abashiri.
Selain perikanan, sumber daya alam utama lainnya ialah bidang pertanian. Pertanian dan perikanan adalah sektor utama ekonomi Jepang. Namun, hanya 20% dari total luas lahan yang cocok untuk budi daya dan sektor pertanian bersubsidi tinggi. Ada kekurangan besar lahan pertanian di Jepang. Oleh karena itu, lahan yang tersedia dibudidayakan secara intensif. Sebagian besar sawah terdapat di pedesaan, terutama di dataran aluvial, lahan basah, dan lereng bertingkat.
Demografi merupakan satu masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi pemerintah Jepang. Sejak tahun 1970-an, angka kelahiran di Jepang menurun. Penurunan angka kelahiran tersebut berdampak terhadap penurunan kaum muda dalam memasuki angkatan kerja yang berakibat pada penurunan potensi produktivitas negara. Minimnya generasi muda, ditambah dengan rentang hidup yang sangat panjang, menciptakan rasio ketergantungan yang sangat tidak menguntungkan (Kelly, 2021). Namun, Jepang merupakan negara maju dalam bidang industri, pertanian, perikanan, dan teknologi. Hal ini tidak lepas dari lima etos kerja dalam masyarakat Jepang, yaitu kaizen (pengembangan dan perbaikan yang terus–menerus), bushido (prinsip-prinsip dan etos kerja ala seorang kesatria), meishi kokan (bertukar kartu nama), keishan (prinsip ini menekankan pentingnya perubahan dan peningkatan yang konsisten dalam bekerja), dan ganbatte (‘tetap semangat’ atau ‘lakukan yang terbaik’).
Ada berbagai jenis kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, yaitu sebagai berikut.
a) Perdagangan dan Ekonomi
Jepang merupakan salah satu negara mitra dagang terbesar Indonesia. Kegiatan ekspor dan impor kedua negara terus meningkat hingga bernilai lebih US$23,6 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$6,5 miliar (tahun 2007). Komoditas ekspor Indonesia yang penting antara lain minyak, gas alam cair, batubara, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dan lain-lain. Adapun barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku cadang mobil, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku cadang elektronik, dan mesin alat transportasi.
Kerja sama dalam bidang ekonomi lainnya dilakukan dalam bentuk bantuan pembangunan pemerintah. Bantuan tersebut ditunjukkan terhadap negara-negara berkembang, seperti bantuan dana dan teknik yang dibutuhkan untuk pembangunan sosial ekonomi. Demikian pula halnya dukungan untuk membantu para korban bencana dan lain-lain.
b) Investasi
Jumlah investasi Jepang di Indonesia dari tahun 1967 sampai 2007 menduduki tempat tertinggi, yaitu mencapai 11,5%. Jepang telah mengoperasikan kurang lebih 1.000 perusahaan di Indonesia. Perusahaanperusahaan tersebut mempekerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai salah satu negara penyedia lapangan kerja terbanyak di Indonesia (Sumber: Kedubes Jepang)
c) Energi
Kerja sama Indonesia dengan Jepang dalam bidang energi berupa peningkatan ketersediaan listrik di Indonesia, peningkatan kapasitas listrik Jawa-Bali, dan bantuan pembangunan kelistrikan dalam rangka menjawab perubahan iklim.
d) Transportasi
Kerja sama Indonesia dengan Jepang dalam bidang transportasi berupa perbaikan kondisi jaringan distribusi di Indonesia dan permasalahannya, bantuan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas Jakarta dan pembenahan distribusi barang, pembenahan jaringan transportasi antar kota besar, pengembangan rel kereta api menjadi kereta api ganda, dan pembangunan proyek kereta bawah tanah (MRT).
e) Pertanian
Dalam bidang pertanian, Jepang memberikan bantuan sistem irigasi, pembenahan fondasi produksi pertanian, teknik produksi pertanian, strategi pertanian, serta penelitian dan pengembangan.
f) Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, kerja sama dilakukan dengan pertukaran mahasiswa Jepang-Indonesia, pemberian beasiswa, dan program magang kerja bagi siswa atau mahasiswa Indonesia.
2) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Tiongkok
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan negara daratan terluas ketiga setelah Kanada dan Rusia yang sangat berpengaruh secara internasional. Negeri Tirai Bambu itu memiliki luas wilayah 9.596.960 km2 yang terbagi atas 9.326.410 km2 daratan dan 270.550 km2 perairan (The World Factbook, 2018).
Secara astronomis, RRT terletak di antara 18° LU – 54° LU dan 73° BT – 135° BT. Secara geografi, RRT berbatasan dengan Mongolia di bagian utara; India, Bhutan, dan Nepal di bagian selatan; serta berbatasan dengan Vietnam, Laos, dan Myanmar di bagian tenggara. Wilayah barat Tiongkok berupa tanah gurun, sedangkan wilayah timur berupa bebatuan, dataran, dan delta.
RRT membentang dari bagian timur Asia ke tepi barat Samudra Pasifik, dan lempeng tektoniknya terletak di margin tenggara lempeng Eurasia, di mana lempeng tersebut bertemu dengan lempeng pasifik dan lempeng Gandise-India. Tiongkok bervariasi dalam lingkungan geologi, proses sejarah geologi yang berbeda, dan geologi regional dengan karakteristik yang unik. Secara keseluruhan, lapisan telah berkembang sepenuhnya dengan berbagai jenis sedimentasi, dan tektoniknya rumit karena sabuk aktif dan zona stabil hidup berdampingan. Tiongkok tidak hanya salah satu wilayah fitur geologis yang signifikan, tetapi juga di antara wilayah untuk studi dalam hal tektonik, terutama evolusi tektonik kerak selama Mesozoikum dan Kenozoikum. Kegiatan geologi dan tektonik yang beragam tidak hanya memberikan kondisi yang menguntungkan untuk mineralisasi, tetapi juga membentuk topografi yang spektakuler.
Negara yang memiliki batas tembok besar (great wall) ini memiliki iklim yang didominasi oleh musim kemarau dan musim hujan yang basah. Pada musim dingin, berhembus angin utara yang datang dari daerah lintang tinggi yang dingin dan kering. Sementara pada musim panas, angin selatan datang dari daerah laut di lintang yang lebih rendah bersuhu hangat dan lembab (Fmprc, 2019). Suhu wajar di seluruh Tiongkok berkisar 10 sampai 22 °C (50-72 °F) dan jumlah hujan yang terbatas (Weather & Climate, 2022).
Tiongkok adalah produsen beras terbesar di dunia dan merupakan salah satu sumber utama gandum, jagung, tembakau, kedelai, kacang tanah, dan kapas. Negara ini adalah salah satu produsen terbesar di dunia dari sejumlah produk industri dan mineral termasuk kain katun, tungsten, dan antimon, serta produsen penting benang kapas, batu bara, minyak mentah, dan sejumlah produk lainnya. Sumber daya mineralnya mungkin termasuk yang terkaya di dunia tetapi hanya dikembangkan sebagian.
Pada tahun 2022, penduduk Tiongkok diperkirakan lebih dari 1,4 miliar jiwa, tepatnya 1.451.432.510 jiwa. Jumlah tersebut meningkat 0,52% (7.450.945 jiwa) dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya sebanyak 1.443.981.565 jiwa (Countrymeters, 2022). Pada tahun 2021 peningkatan penduduk alaminya positif, karena jumlah kelahiran melebihi jumlah kematian sebesar 7.840.820. Rasio jenis kelamin dari total penduduk adalah 1.080 (1.080 laki-laki per 1.000 perempuan) yang lebih tinggi dari rasio jenis kelamin global. Rasio jenis kelamin global di dunia adalah sekitar 1.016 laki-laki untuk 1.000 perempuan pada tahun 2021.
Tiongkok memanfaatkan keunggulan penduduknya sebagai sumber daya manusia yang unggul dan berusaha untuk menjadi pemimpin teknologi global dengan . Pemerintah menggunakan kebijakan yang dipimpin negara seperti Made in China 2025 atau Generasi Baru Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan kandungan domestik komponen inti dan bahan dalam manufaktur berteknologi tinggi hingga 70 persen pada tahun 2025 (CEIP, 2019). Persaingan teknologi yang berkelanjutan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok membuat Negeri Tirai Bambu menambah urgensi untuk meningkatkan swasembada di berbagai sektor. Salah satunya adalah semikonduktor, yang sangat penting untuk segala hal mulai dari mobil hingga ponsel (CNN, 2021).
Kerja sama Indonesia dengan RRT telah lama berlangsung dan ada potensi semakin meningkat. Sesuai dengan Memorandum of Understanding (MoU) tahun 2015, ada sekitar delapan bidang kerja sama antara kedua negara, yaitu sebagai berikut.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Indonesia dan Tiongkok berkomitmen untuk saling memajukan perekonomian antara kedua negara. Pengusaha asal Tiongkok dapat berinvestasi di sektor infrastruktur di Indonesia dan meningkatkan produksi ekspor ke Tiongkok.
b) Kerja Sama Bidang Transportasi
Pemerintah RRT memberi bantuan untuk pembangunan kereta cepat Jakarta−Bandung.
c) Kerja Sama Bidang Maritim dan SAR
Pemerintah Tiongkok bersama-sama membantu tugas SAR dan Basarnas Indonesia dalam penanggulangan bencana alam.
d) Kerja Sama dalam Pencegahan Pengenaan Pajak Ganda
Indonesia dan RRT bersepakat untuk menghindari pajak ganda antara kedua negara.
e) Kerja Sama Bidang Antariksa 2015−2020
Indonesia dan RRT telah membuat kesepakatan kerja sama pengembangan roket menuju antariksa melalui LAPAN dan Lembaga Antariksa RRT.
f) Kerja Sama BUMN dan Bank Pembangunan Tiongkok
Pemerintah Indonesia dan RRT juga telah menyepakati kerja sama pada tingkat badan usaha negara.
g) Kerja Sama Bidang Industri dan Infrastruktur
Kerja sama ini dengan dilakukan dengan mengadakan pembangunan infrastruktur antara Kementerian BUMN dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi RRT. Ada kesepahaman untuk melakukan kerja sama dengan Tiongkok dalam program Belt and Road Initiative (BRI).
3) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara di Asia Timur yang berada di bagian selatan Semenanjung Korea. Negara penghasil ginseng tersebut terletak di antara Laut Jepang (Laut Timur) di timur, Laut Kuning di barat, dan Selat Korea (jalur laut antara Korea Selatan dan Jepang di selatan). Korea Selatan memiliki perbatasan darat dengan Korea Utara di utara dan berbatasan dengan Laut Tiongkok dan Jepang (Nationsonline, 2021).
Secara astronomis, Korea Selatan terletak pada garis lintang 33°06’40” LU – 43°00’39” LU dan 124°11’00” BT – 131°52’42” BT. Wilayah Korea Selatan seluas 100.210 km2 (BNP2TKI, 2016). Secara geologis, Korea Selatan terdiri atas sebagian besar batuan Prakambrium (berusia lebih dari sekitar 540 juta tahun) seperti granit dan gneiss. Negara ini sebagian besar bergunung-gunung dengan lembah-lembah kecil dan dataran pantai yang sempit. Pegunungan Taebaek membentang dari utara ke selatan di sepanjang pantai timur Semenanjung Korea.
Korea Selatan memiliki iklim sedang dengan empat musim yang berbeda. Musim dingin biasanya berlangsung panjang dengan suhu udara yang dingin dan kering. Musim panas sangat singkat dengan suhu udara yang panas dan lembab. Misalnya suhu rata-rata Seoul pada bulan Januari adalah -5 oC sampai -2 °C dan pada bulan Juli suhu rata-rata sekitar 23 °C sampai 26 °C. Negara ini umumnya memiliki curah hujan yang cukup. Jarang curah hujan yang kurang dari 75 cm (29,5 inci) per tahun. Sebagian besar curah hujannya lebih dari 100 cm (39,3 inci) per tahun (Weather & Climate, 2022).
Pada tahun 2022, populasi Republik Korea diperkirakan 51.744.647 jiwa. Jumlah tersebut meningkat 0,48% (249.238 jiwa) dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya, yaitu sebesar 51.495.409 jiwa (Countrymeter, 2022). Korea Selatan merupakan salah satu pusat keunggulan internasional untuk teknologi canggih. Secara khusus, nanoteknologi telah menyediakan mesin baru untuk pertumbuhan berkelanjutan serta solusi untuk berbagai masalah global, seperti perubahan iklim, efisiensi energi, sumber daya alam, dan agenda penting yang terkait erat dengan demografi.
Korea Selatan merupakan pasar ekspor terbesar kelima Invest Alberta untuk pertanian dan pangan pertanian. Produk utama Alberta yang diekspor ke Korea Selatan adalah daging babi, minyak mentah, daging sapi, gandum, kentang olahan, lentil, kacang kering, minyak, lemak dan lilin, barli, biji minyak lainnya, serta jerami dan pakan ternak (investalberta.ca, 2022).
Ada berbagai wujud kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan, antara lain:
a) Politik
Tahun 2022 hubungan diplomatik Republik Indonesia-Republik Korea menginjak usia ke 49 tahun. Hubungan dan kerja sama bilateral memasuki babak baru pada kunjungan kenegaraan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia tanggal 8–10 November 2017. Melalui “Republic of Korea-Republic of Indonesia Joint Vision Statement for Co Prosperity and Peace” kedua pemimpin negara sepakat untuk meningkatkan status kemitraan menjadi special strategic partnership, dengan fokus kerja sama pada empat area, yaitu: pertahanan dan hubungan luar negeri, perdagangan bilateral dan pembangunan infrastruktur, people-to-people exchanges, dan kerja sama regional dan global.
b) Ekonomi
Berdasarkan Dokumen “RI-RoK Joint Vision Statement for Co-Prosperity and Peace” yang dikeluarkan di Istana Bogor tanggal 9 November 2017 untuk bidang ekonomi, prioritas kerja sama yang disepakati antara lain:
• Meningkatkan komunikasi strategis pada tingkat tinggi melalui berbagai mekanisme konsultasi bilateral yang ada, ataupun membentuk mekanisme baru.
• Terus meningkatkan dan memperluas hubungan investasi dan perdagangan, termasuk untuk mencapai target perdagangan US$ 30 miliar pada tahun 2022 serta mendorong peningkatan akses pasar produk-produk palm oil, buah-buahan dan produk perikanan Indonesia ke Korea Selatan.
• Pemerintah Indonesia mendorong perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk mengembangkan usaha dan investasi di Indonesia, khususnya dalam mendukung percepatan industrialisasi, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, serta pertumbuhan dan pembangunan di daerah-daerah.
• Pemerintah Korea Selatan mendukung upaya Indonesia untuk memperkuat infrastruktur termasuk pengelolaan air, transportasi, perumahan rakyat, dan pembangkit tenaga listrik; dengan menggunakan Global Infrastructure Fund dan Economic Development Cooperation Fund.
• Kedua negara sepakat untuk memfasilitasi investasi di bidang-bidang pertumbuhan baru (new growth engine) seperti pariwisata, content industry, energi ramah lingkungan, kesehatan dan jasa pelayanan medis, dan teknologi informasi.
• Memulai kerjasama triangular untuk membantu pembangunan di negara ketiga.
Korea Selatan merupakan salah satu negara sumber investasi yang strategis bagi Indonesia dan hal tersebut juga turut didukung dengan statistik yang menunjukkan bahwa Indonesia juga merupakan salah satu tujuan investasi Korea Selatan yang penting di luar negeri, dengan nilai investasi sebesar USD 8,5 miliar. Dari data statistik, Indonesia menempati urutan ke-2 setelah Vietnam di antara 8 negara ASEAN (19.10%) dan ke-3 dari 91 negara tujuan investasi Korea Selatan di dunia (7,47%).
Beberapa produk Indonesia yang permintaannya meningkat adalah produk plywood, minyak nabati, alas kaki, dan produk setengah jadi dari besi dan baja. Produk nonmigas utama ekspor Indonesia ke Korea Selatan didominasi oleh produk primer seperti batu bara, karet alam, bijih tembaga, pulp wood, dan lain-lain. Di samping produk-produk tersebut, produk yang cukup berpotensi di pasar Korea Selatan antara lain: makanan olahan, produk perikanan, kopi, alas kaki, furniture, plywood, produk tekstil termasuk benang, charcoal, wood pellet, dan palm kernel shell.
c) Sosial budaya
Bidang Pariwisata
Jumlah wisatawan Korea Selatan ke Indonesia pada 2018 berjumlah 358.885 orang, mengalami penurunan sebesar 15,28% dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 423.191 orang. Sementara wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Korsel pada 2018 berjumlah 249.067, mengalami peningkatan 7,9% dibanding tahun 2017 yang berjumlah 230.837 orang. Dalam lima tahun ke depan, wisatawan Republik Korea yang berkunjung ke Indonesia diproyeksikan akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya media Republik Korea yang menjadikan Indonesia sebagai tempat syuting berbagai variety show dan liputan mengenai tempat wisata maupun budaya Indonesia di TV lokal Republik Korea.
Bidang Pendidikan
Kedua negara telah melakukan pertukaran guru dan tenaga pengajar, pertukaran ahli di bidang primary and secondary education, kerja sama antaruniversitas/sekolah, recognition of degrees, human resources development, pemberian beasiswa, joint research, dan penyelenggaraan seminar/konferensi/pameran. Saat ini tercatat dua universitas di Republik Korea yang memberikan pengajaran studi mengenai Indonesia, yaitu Hankuk University for Foreign Studies (HUFS) dan Busan University for Foreign Studies (BUFS). Menurut data per November 2019 menunjukkan jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Republik Korea sebesar 1.500 orang.
Kerja Sama Antarkota/Provinsi
Dimensi hubungan kerja sama Indonesia dan Republik Korea tidak hanya terjalin di tataran pusat tetapi juga di daerah-daerah. Tercatat setidaknya terdapat 22 bentuk kerja sama antarkota/provinsi di Indonesia dengan kota/provinsi di Republik Korea yang terdiri dari 14 sister city dan 8 (delapan) kerja sama dalam bentuk friendship.
Kegiatan Promosi Seni dan Budaya oleh KBRI Seoul
KBRI Seoul secara aktif melakukan promosi seni dan budaya Indonesia ke berbagai kalangan di Republik Korea melalui kegiatan-kegiatan berkala di antaranya adalah:
• Indonesian Day di sekolah-sekolah dan museum;
• Kelompok Tari Tradisional Indonesia (KTTI) yang berlatih setiap hari Sabtu di KBRI Seoul;
• pembukaan kelas gamelan untuk masyarakat Republik Korea;
• memberikan kelas gamelan di Seoul Institute of the Arts;
• Kelas Bahasa Indonesia di KBRI Seoul dan Institusi-Institusi di Republik Korea;
• penyelenggaraan lomba – lomba seperti lomba karya tulis ilmiah dan lomba pidato Bahasa Indonesia;
• Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bekerja sama dengan Perpika dan kelompok masyarakat;
• mengikuti festival atau pameran budaya (termasuk kuliner) atau pariwisata;
• cooking demo dengan chef dari Indonesia;
• panggung kesenian saat perayaan Idul Fitri; dan;
• Familiarization Trip.
d) Kekonsuleran, Imigrasi dan Ketenagakerjaan
Untuk memenuhi kebutuhan sektor industri yang sebagian besar adalah usaha kecil dan menengah, maka dibukalah pintu masuk bagi tenaga kerja asing. Indonesia mulai mengirim pekerja migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan sejak tahun 1994 melalui mekanisme yang disebut Industrial Trainee Program. Baru tahun 2004 Korea Selatan menerima secara resmi kehadiran tenaga kerja asing melalui skema Employment Permit System (EPS).
Jumlah warga negara Indonesia yang berada/tinggal di Republik Korea berdasarkan catatan KBRI Seoul per 28 Februari 2019 berjumlah 42.043 orang. Di Korea Selatan terdapat lebih dari 90 organisasi WNI-PMI, seperti Komunitas Muslim Indonesia (KMI) yang mengoordinir 57 masjid-mushola; Persekutuan Gereja Indonesia di Korea (PGIK) yang mengoordinir 18 gereja; Indonesian Community Center (ICC); 32 paguyuban (organisasi berdasarkan daerah); Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia Daegu (FKMID); dan komunitas lainnya.
e) Militer dan Pertahanan
Dengan meningkatnya hubungan diplomatik antara Pemerintah RI dengan Republic of Korea (ROK) memberikan dampak terhadap peningkatan hubungan militer dan pertahanan. Hal tersebut ditandai dengan kerja sama pengadaan alutsista dari industri pertahanan Korea Selatan untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI. Pembelian alutsista bagi TNI berupa Panser Tarantula untuk TNI AD, Submarine Changbogo Class untuk TNI AL, dan pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle serta pesawat latih ringan KT-1B untuk TNI AU. Pihak Korea juga membeli alutsista dari Pemerintah RI berupa pesawat CN-235 untuk digunakan oleh Republic of Korea Air Force (ROKAF) dan Korean Coast Guard (KCG) sebagai bentuk imbal dagang.
c. Kerja Sama Bilateral dengan Negara-Negara di Kawasan Amerika
1) Kerja Sama Bilateral Indonesia–Kanada
Letak astronomis Kanada berada pada 50° LU – 80° LU dan 20° BB – 140° BB. Secara geografis, Kanada terletak di antara Amerika Serikat dan Samudra Arktik, serta terletak di antara Alaska dan Samudra Pasifik.
Sebagian besar wilayah Kanada berada di daerah Arktik. Wilayah terpadat berada di Sungai Saint Lawrence atau di bagian timur Kanada. Daerah tersebut sebagian besar diisi oleh daratan yang subur dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Wilayah Kanada bagian utara didominasi oleh danau dan sungai-sungai. Bahkan menurut penelitian, hampir 60% danau dunia terletak di Kanada. Di bagian barat Kanada terdapat padang rumput atau sabana yang luas dan datar. Wilayah tersebut terdiri atas beberapa provinsi, yaitu Alberta, Manitoba, dan Saskatchewan. Bagian utara Kanada didominasi oleh hutan tundra dan konifer. Beberapa pegunungan yang terdapat di Kanada, yaitu Rocky, Muskwa Rangers, Fairholme Range, Hart Rangers, Palliser Range, High Rock, Sawback Range, dan lain-lain. Negara ini memiliki lebih dari 20 pegunungan dengan ketinggian yang bervariasi. Gunung tertinggi di Kanada adalah Gunung Logan di wilayah Yukon.
Jumlah penduduk Kanada pada tahun 2020 sebanyak 38,25 juta jiwa (wikipedia.com 2021). Peningkatan populasi di Kanada dibagi menjadi dua komponen, yaitu peningkatan secara alami dan peningkatan akibat imigrasi. Imigrasi merupakan penyumbang terbesar peningkatan populasi di Kanada. Saat ini imigrasi mulai menggantikan pertumbuhan alami sebagai faktor utama pertumbuhan penduduk Kanada.
Kanada memiliki wilayah yang sangat luas sehingga memiliki berbagai macam iklim. Arus laut memiliki peran penting dalam mempengaruhi iklim, seperti air hangat arus teluk di Atlantik dan arus Alaska di Pasifik. Dua pertiga bagian utara Kanada memiliki iklim yang mirip dengan Skandinavia Utara, dengan musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang pendek. Daerah selatan tengah daratan dalam memiliki iklim kontinental yang khas, yaitu musim dingin yang sangat dingin, musim panas yang terik, dan curah hujan yang relatif jarang. Ontario Selatan dan Quebec memiliki iklim dengan musim panas yang lembab dan panas, serta musim dingin bersalju, mirip dengan iklim di Midwest Amerika. Suhu terendah yang pernah dicatat adalah -63 °C di Snag, Yukon pada tahun 1947. Adapun suhu terpanas saat musim panas adalah 45 °C di Middle dan Yellow Grass pada tahun 1937.
Kanada sebagai negara terbesar kedua di dunia, memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Sektor ini sebagian besar didorong oleh sektor kehutanan, perikanan, pertanian, pertambangan, dan energi. Pasar minyak dan gas Kanada terbukti sangat menguntungkan, dengan cadangan minyak terbesar ke-3 di dunia dan cadangan gas alam terbesar ke-18 di dunia. 35% perusahaan minyak dan gas dunia berada di Alberta, Kanada. Sektor lain seperti hutan merupakan sumber utama kekayaan bagi masyarakat Kanada. Pada tahun 2013, produksi di sektor kehutanan menyumbang $19,8 miliar atau 1,25% PDB riil Kanada. Dalam konteks global, Kanada memiliki neraca perdagangan produk hutan terbesar di dunia C$19,3 miliar (Kemlu.go.id).
Menurut data sumber daya alam Kanada, pada tahun 2014 sumber daya alam Kanada menyumbang 1,8 juta pekerjaan bergaji tinggi dan menyumbang $26 miliar USD pendapatan bagi pemerintah (2014). Permasalahan lingkungan utama di Kanada saat ini adalah dampak perubahan iklim yang semakin terasa, polusi udara, dan pencemaran lingkungan akibat pertambangan.
Kerja sama yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Kanada meliputi bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan pariwisata.
a) Kerja Sama Bidang Politik
Kerja sama Indonesia dengan Kanada dalam bidang politik diwujudkan
dalam bentuk penandatanganan Deklarasi Bersama tentang Peningkatan
Konsultasi Bilateral. Hubungan bilateral kemudian mengarah kepada
kemitraan yang lebih komprehensif melalui peluncuran Rencana Aksi
Indonesia-Kanada 2014−2019. Plan of Action adalah peta jalan untuk
meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang,
mulai dari politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, pembangunan,
sosial budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan hingga
bidang strategis lainnya untuk Indonesia dan Kanada. Selanjutnya,
kerjasama politik antara kedua negara juga dilakukan pada tataran
legislatif. Indonesia dan Kanada bekerja bersama dalam forum regional
dan internasional, seperti dalam kerangka Kerja Sama Ekonomi AsiaPasifik (APEC), Forum Regional ASEAN (ARF), G20, dan PBB. Indonesia dan
Kanada juga memberikan dukungan timbal balik di forum internasional
lain yang keduanya merupakan negara anggota.
b) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, volume perdagangan kedua
negara mencapai nilai tertingginya pada tahun 2018 dengan total volume
perdagangan mencapai US$3,015 miliar. Pada tahun 2016, Indonesia
berhasil mencetak surplus perdagangan sebesar US$122 juta. Pada tahun
2017, volume perdagangan antara kedua negara mengalami kenaikan
hingga mencapai US$2,665 miliar. Pada tahun tersebut Indonesia kembali
mencetak surplus perdagangan sebesar US$1 juta terhadap Kanada dengan
total impor sebesar US$1,333 miliar. Hal ini belum berlanjut pada periode
2018 dan 2019. Peningkatan perdagangan antara Indonesia dengan Kanada
didominasi oleh produk karet, apparel, suku cadang peralatan elektronika
dan mesin, nikel, alas kaki, furniture, kakao, kopi, dan lain-lain. Sementara
itu, Indonesia melakukan impor dari Kanada untuk produk-produk perdagangan sereal, pupuk, peralatan elektronik, aluminium, bijih besi,
dan lain-lain (Sumber: Asia Pacific Foundation of Canada).
Pada tahun 2019, Kanada menempati peringkat ke-14 dari 126 negara
investor asing Indonesia. Sementara pada tahun 2018, Kanada menempati
posisi ke-20 dari 129 negara investor asing Indonesia. Indonesia merupakan
negara tujuan investasi langsung Kanada terbesar kedua di kawasan
Asia Tenggara dengan total nilai investasi mencapai C$3,2 miliar (2018).
Sektor tujuan investasi Kanada di Indonesia utamanya adalah sektor
pertambangan, jasa keuangan dan finansial, perhotelan dan restoran, serta
infrastruktur dan telekomunikasi. Sementara berdasarkan data Global
Affairs Canada yang diolah dari Statistics Canada, total investasi langsung
Indonesia di Kanada adalah C$ 84 juta (2018). Investasi langsung Indonesia
di Kanada terdapat pada sektor pertambangan, industri kertas, dan jasa.
c) Kerja Sama Bidang Pendidikan, Sosial Budaya, dan Pariwisata
KBRI Ottawa telah memfasilitasi kerjasama pendidikan tinggi antara
Kanada dan Indonesia. Sejumlah kerja sama telah terjalin, antara lain
McGill University dan Kementerian Sosial RI (tahun 2014), University
of Ottawa dan Kementerian Agama RI (tahun 2015), McGill University
dan Kementerian Agama RI (tahun 2015), serta Carleton University
dan Kementerian Agama RI (tahun 2016). Setiap tahunnya, Indonesia
menawarkan beasiswa Darmasiswa kepada mahasiswa Kanada, yang
berfokus pada seni budaya dan bahasa Indonesia. Selain Darmasiswa,
Indonesia juga menawarkan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)
yang berlangsung selama 3 (tiga) bulan yang terdiri atas pelatihan dan
pendidikan seni dan budaya Indonesia.
KBRI Ottawa secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
budaya, khususnya di wilayah ibu kota dan Provinsi Quebec dalam rangka
memperkenalkan dan menghadirkan budaya Indonesia kepada publik
setempat. KBRI Ottawa memberikan dukungan berbagai komunitas
Indonesia dan Friends of Indonesia dalam upaya mereka mempromosikan
seni dan budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan dan festival. Beberapa
bentuk partisipasi dan dukungan kegiatan sosial budaya, yaitu partisipasi
dalam rangkaian perayaan Asian Heritage Month, parade budaya Canada
Day di Montreal setiap tanggal 1 Juli, dan dukungan terhadap berbagai
festival multikultural lainnya seperti di Quebec dan Fredericton.
Pariwisata Indonesia terus menjadi daya tarik bagi turis asal
Kanada. Selama lima tahun terakhir, jumlah wisatawan asal Kanada yang mengunjungi Indonesia terus meningkat dengan rata-rata 10%
setiap tahunnya, yaitu 68.432 (2014), 74.212 (2015), 86.804 (2016), 96.193
(2017) dan 97.908 (2018). KBRI Ottawa terus mempromosikan pariwisata
Indonesia melalui berbagai wadah promosi, seperti partisipasi dalam
pameran pariwisata (Ottawa Travel and Vacation Show and International
Tourism and Travel Show) serta promosi gabungan bekerja sama dengan
komunitas Indonesia dan Friends of Indonesia di Kanada.
2) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Amerika Serikat
Letak astronomis Amerika Serikat berada pada 24° 33’ LU–70° 23’ LU dan 66° BB–172° BB. Hal ini menjadikan seluruh wilayah Amerika Serikat terletak di belahan bumi utara dan barat. Secara geografis, Amerika Serikat berada di kawasan Amerika Utara. Wilayah daratan yang ada di Amerika Serikat terpisah menjadi Amerika Serikat, Hawaii, dan Alaska.
Keadaan geografis Amerika Serikat
bagian barat didominasi oleh Pegunungan Rocky, Sierra Nevada, dan Cascade. Di bagian baratnya terdapat lembah terjal yang disebut Grand Canyon dan terdapat dataran rendah yang sempit terbentang dari utara sampai selatan (di pantai Samudra Pasifik). Bagian timur terdiri atas dataran rendah yang sangat subur dan pegunungan lipatan tua, yaitu Pegunungan Appalachia. Di antara Pegunungan Appalachia dan Pegunungan Rocky terbentang dataran rendah yang luas, yaitu dataran rendah Mississippi yang subur yang disebut Great Plains. Di bagian utara, yang berbatasan dengan Kanada, terdapat sejumlah danau besar yang dikenal Great Lakes. Alaska dan Hawaii merupakan negara bagian Amerika Serikat yang terpisah dari negara bagian lainnya. Bentang alam Alaska terdiri atas pegunungan yang merupakan kelanjutan dari Pegunungan Rocky.
Amerika Serikat memiliki luas sebesar 9,834 juta km2. Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India, yaitu mencapai 331,9 juta penduduk pada tahun 2021 (wikipedia.org). Penduduk aslinya adalah suku Indian yang menurut beberapa ahli sejarah berasal dari Eurasia yang bermigrasi antara 65.000–25.000 tahun yang lalu. Migrasi terakhir terjadi sekitar 12.000 tahun yang lalu. Jumlah penduduk Indian sebelum kedatangan bangsa Eropa diperkirakan 2–8 juta jiwa. Selain Indian, juga terdapat orang Eskimo di Alaska yang jumlahnya relatif kecil. Sebagaimana negara maju lainnya, sebagian besar penduduk Amerika Serikat bekerja di luar sektor pertanian atau yang mengandalkan sumber daya alam. Komposisi penduduk berdasarkan sektor pekerjaannya adalah sektor manajerial, profesional, dan teknik (34,9%); penjualan dan perkantoran (25%); manufaktur, transportasi, dan keahlian (22,9%); serta sektor jasa lainnya (16,5%). Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya digeluti oleh sebagian kecil (0,7%) penduduknya.
Secara umum, Amerika Serikat mengalami empat musim, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin. Suhu udara pada musim dingin dapat mencapai -30 °C dan suhu pada musim panas dapat mencapai 27 °C di sebagian besar wilayahnya. Pada daerah gurun dapat mencapai 43 °C. Di Alaska, suhu udara lebih rendah karena letaknya dekat kutub. Suhu di wilayah ini dapat mencapai -21 °C sampai -30 °C pada musim dingin. Wilayah Amerika Serikat memiliki iklim yang cukup variatif, yaitu sebagai berikut.
• Iklim laut sedang yang basah, terdapat di antara pantai barat di bagian utara.
• Iklim subtropis, terdapat di dataran pantai bagian selatan dan di sebagian besar wilayah Amerika Serikat.
• Iklim kering (stepa), terdapat di Dataran Tinggi Colorado, Great Basin, dan Central Plain. Padang rumput di Amerika Serikat ini disebut prairi.
• Iklim laut sedang, terdapat di Amerika Serikat bagian timur.
• Iklim dingin, terdapat di sebagian wilayah Alaska.
• Iklim laut tropis, terdapat di Kepulauan Hawaii.
Sebagai negara kontinental, Amerika Serikat memiliki lahan yang sangat luas, bahkan dapat dikatakan hampir 47% lahan di Amerika Serikat masih digunakan untuk lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, lahan-lahan tersebut dikonsentrasikan dalam beberapa produk unggulan sebagai berikut.
• Kawasan lahan gandum yang disebut wheat belt, dapat dibedakan atas gandum musim dingin yang terletak di Kansas dan gandum musim semi yang terletak di Montana, North Dakota dan South Dakota.
• Kawasan lahan kapas yang disebut cotton belt, merupakan penghasil kapas terbesar di dunia, terdapat di Texas, Alabama, Georgia, dan Lousiana.
• Kawasan lahan jagung yang disebut corn belt, terletak di daerah Ohio, Iowa, Minnesota, Missouri, dan Indiana.
Amerika Serikat juga mengembangkan pertanian secara umum, seperti perkebunan tembakau di Tennessee dan Virginia, perkebunan tebu di muara Sungai Mississippi, serta sayur dan buah-buahan. Peternakan di Amerika Serikat tergolong sangat maju. Hal ini disebabkan karena negara ini memiliki padang rumput yang luas (prairi). Hewan ternak di Amerika Serikat antara lain sapi, kuda, domba, babi, dan unggas. Hasil ternak utama adalah daging, kulit, wol, susu, dan telur. Adapun perikanan dikembangkan secara besar-besaran di wilayah Samudra Atlantik. Selain bidang pertanian, Amerika Serikat juga memiliki berbagai barang tambang, antara lain sebagai berikut.
• Batu bara merupakan bahan tambang mineral terbesar di Amerika Serikat. Lokasi penambangannya membentang dari Alabama hingga Pensylvania.
• Minyak bumi. Cadangan minyak bumi Amerika Serikat tersebar di wilayah Ohio, Texas, Oklahoma, Pennsylvania, dan California.
• Bijih besi banyak ditemukan di sepanjang Pegunungan Mesabi di dekat Danau Superior atau yang lebih dikenal bagian dari Perisai Kanada
• Emas, terdapat di Nevada, Sacramento, dan Colorado.
• Tembaga, timah, dan bauksit banyak ditemukan di Arkansas, Arizona, dan Montana.
Berdasarkan potensi negara yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan kedudukannya sebagai negara superpower, kerja sama bilateral perlu dilakukan. Kerja sama bilateral yang dilakukan antara Indonesia dan Amerika meliputi bidang ekonomi, politik dan keamanan, serta budaya.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Hubungan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat secara kemitraan komprehensif dimulai sejak tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama, dengan tercapainya kemitraan menyeluruh Comprehensive Partnership Agreement (CPA), US-Indonesia Trade and Investment Dialogue, Commercial Dialogue, dan Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Dalam sektor ekonomi, hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat mengalami peningkatan pada bidang perdagangan dan investasi. Pembentukan Indonesia-US Investment Alliance antara US Chamber of Commerce dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merupakan bukti meningkatnya investasi Amerika Serikat di Indonesia.
b) Kerja Sama Bidang Politik dan Keamanan
Dalam bidang politik dan keamanan, Indonesia dan Amerika telah mengadakan 200 jenis latihan bersama dan pengiriman 300 personel ke Amerika Serikat, terutama ke United States Pacific Command (USPACOM) untuk mengikuti pelatihan militer dalam kerja sama Army to Army, Navy to Navy, dan Airman to Airman. Selain itu, beberapa agenda yang dibahas dalam kerja sama tersebut meliputi terorisme, bencana alam (gempa bumi, erupsi gunung berapi, dan tsunami), bencana akibat kelengahan manusia, pelanggaran perbatasan, serta wabah penyakit (flu burung, SARS, MERS, dan ebola). Program Foreign Military Sales (FMS) merupakan salah satu bentuk kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat dalam bidang militer dengan dikirimnya lima unit pesawat F-16. Pada tahun 2014, telah diselenggarakan lima kali pelatihan anti teror yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Pelatihan tersebut diikuti oleh 100 anggota Polri dari satuan Brimob, Gegana, dan Densus 88. Workshop Hukum Militer merupakan salah satu wujud implementasi dari Kerja Sama Pertahanan Komprehensif antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
c) Kerja Sama Bidang Budaya
Seiring berkembangnya kebudayaan dunia dan globalisasi, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah mengadakan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Tujuan dari diadakannya program BSBI tersebut tidak lain untuk memperkenalkan ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia kepada negara-negara lain. Para alumni dari program BSBI yang berasal dari berbagai negara tersebut telah memberikan kontribusi terhadap upaya promosi Indonesia yang dilakukan oleh perwakilan Indonesia di luar negeri. Program lain seperti program American Batik Exhibition merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk menjalin dan mempererat hubungan dengan Amerika Serikat melalui strategi budaya. Program tersebut menampilkan karya batik Indonesia yang didesain oleh warga negara Amerika Serikat dengan sentuhan pesan, variasi, interpretasi, dan gaya Amerika.
3) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Brasil
Secara astronomis, Brasil terletak di antara 5° 16′ LU – 33° 45′ LS dan 46° 45′ BB – 74° 03′ BB. Luas wilayahnya mencapai 8.515.767 km² sehingga menempatkan negara ini sebagai negara terluas di Amerika Selatan dan terluas kelima di dunia setelah Rusia, Kanada, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Sungai Amazon dengan banyak anak sungainya mengalir melalui dataran tinggi dan sebagian besar dataran tinggi tengah ke Samudra Atlantik di ujung paling utara Brasil. Salah satu sungai yang seluruhnya berada di wilayah Brasil adalah Sungai Sao Francisco sehingga sungai ini disebut sebagai sungai kesatuan nasional. Sungai ini memiliki arti penting bagi jalur pelayaran dan sebagai sumber energi.
Meskipun Brasil memiliki bentangan alam berbukit dan bergunung-gunung, tetapi tidak terdapat pegunungan yang tinggi. Secara fisik, bentang alam Brasil dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut
• Hutan tropis yang lebat disebut selva, terdapat di daerah Sungai Amazon (Ledok atau Basin Amazon). Wilayah ini luasnya mencapai setengah dari luas seluruh wilayah Brasil.
• Dataran Tinggi Brasil, terdiri atas batuan kristalin tua yang banyak mengandung mineral.
• Dataran tinggi bagian selatan (Dataran Tinggi Guyana). Wilayah ini pada bagian pantainya merupakan konsentrasi penduduk dan terdapat kotakota besar.
• Dataran rendah yang sangat sempit di sepanjang pantai kawasan Samudra Atlantik.
• Daerah selatan yang merupakan daerah yang cocok untuk usaha pertanian dan peternakan.
Brasil memiliki jumlah penduduk sebanyak 214.807.981 jiwa pada tahun 2021 (wikipedia.org). Ibu kota negara Brasil telah mengalami tiga kali perubahan. Ibu kota yang pertama adalah Bahia, kemudian Rio de Janeiro, dan terakhir adalah Brasilia. Berdasarkan letak astronomisnya, sebagian besar wilayah Brasil beriklim tropis dan hanya sebagian kecil saja yang beriklim subtropis. Suhu terpanas adalah 37,5 °C dan terjadi di wilayah timur laut Brasil. Di sebelah selatan, suhu tertinggi mencapai 29 °C. Curah hujan paling tinggi mencapai 4.500 mm di daerah Kota Sao Paulo.
Brasil sedang mengalami perubahan dari negara pertanian menuju negara industri. Namun demikian, pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian negara. Sebagian besar penduduknya masih bergerak pada sektor pertanian dan perkebunan. Brasil sebagai negara penghasil kopi utama dunia, terutama dari daerah Sao Paulo dan daerah sekitarnya. Wilayah bagian utara sekitar Lembah Amazon merupakan daerah penghasil karet. Bahia penghasil utama tembakau. Wilayah bagian timur dan tengah merupakan daerah penghasil kapas. Adapun pantai sebelah selatan Salvador merupakan daerah penghasil kakao. Daerah perkebunan berpusat di beberapa wilayah, yaitu Pernambuco dan Recife sebagai pusat perkebunan kapas, Sao Francisco sebagai pusat perkebunan tembakau dan cokelat, Victoria sebagai pusat perkebunan coklat, serta Santos dan Sao Paulo sebagai pusat perkebunan kopi.
Hasil pertanian lainnya adalah kelapa, tembakau, gula, padi, dan jagung. Sektor kehutanan ditunjang oleh faktor kondisi flora yang beragam, mulai dari pohon raksasa hutan tropis, tumbuhan paku, sampai perdu kering berduri. Lebih dari separuh wilayah Brasil tertutup oleh hutan belantara, terutama Hutan Amazon yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi. Brasil merupakan negara pengekspor hasil pertanian dan kehutanan, antara lain kayu, gula, kakao, karet, kapas, kopi, dan tembakau. Pada sektor peternakan, Brasil merupakan salah satu negara dengan produk terbesar ternak di dunia. Jenis hewan ternak yang diusahakan, antara lain lembu, kambing, kuda, dan unggas. Peternakan sapi dipusatkan di Dataran Tinggi Brazil, yaitu di Cuiaba.
Usaha pertambangan didukung oleh tersedianya sumber mineral besi. Sumber lainnya adalah kristal kuarsa, minyak bumi, mangan, titanium, bijih krom, bauksit, serta berbagai batu mulia, tetapi deposit batu bara kurang. Pertambangan bijih besi terdapat di sekitar Belo Horizonte, kemudian ke Rio de Janeiro. Di dekat kota ini didirikan pabrik peleburan bijih besi dan pabrik baja. Pertambangan mangan terdapat di Amapa, sebelah utara Lembah Amazon. Industri terbesar Brasil adalah pengolahan baja, pemintalan kapas, dan pengolahan bahan makanan. Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro merupakan pusat industri Brasil. Perindustrian yang dikembangkan adalah besi baja, mobil, kulit, bahan kimia, perkapalan, bahan makanan, tekstil, dan mesin.
Permasalahan yang kini dihadapi Brasil ialah deforestasi dan pencemaran lingkungan akibat tambang liar. Deforestasi di Brazil, khususnya di Amazon, sebagian besar diakibatkan oleh alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian skala besar. Brasil memiliki hampir 25 juta hektar lahan yang dikhususkan untuk pertanian kedelai sehingga menjadikannya sebagai negara penghasil kedelai terbesar kedua di dunia (Global Forest Atlas). deforestasi di Brasil akibat pertambangan menyumbang 9% dari deforestasi Amazon pada rentang tahun 2005-2015 karena pembangunan infrastruktur untuk pertambangan, seperti rel kereta api, jalan raya, dan infrastruktur lainnya.
Terlepas dari masalah yang dihadapi saat ini, Brasil memiliki sumber daya alam yang beragam. Kekayaan pada sumber daya alam hutan dan perkebunan kopi yang tinggi, menjadikan poin sendiri bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama. Berikut kerja sama bilateral yang dilakukan Indonesia dan Brasil untuk keuntungan kedua negara.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Indonesia dan Brasil sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara. Selain itu, Indonesia dan Brasil juga sepakat untuk menjajaki kerja sama pengembangan biofuel, dengan Brasil sebagai produsen etanol, sementara Indonesia mengembangkan biodiesel dengan kelapa sawit. Ekspor utama Indonesia ke Brasil antara lain karet alam dan produk karet, benang tekstil poliester, kakao, minyak kelapa sawit, tembaga, dan suku cadang kendaraan. Sementara impor utama dari Brasil antara lain biji besi, kedelai, pulp, kapas, gula tebu, tembakau, serta lem kayu dan kulit.
b) Kerja Sama Bidang Peternakan
Dalam bidang peternakan, terjalin hubungan bilateral dalam hal pemasukan jumlah daging sapi. Selain itu, Indonesia dan Brasil bekerja sama dalam sistem pemeliharaan sapi yang efisien. Perbaikan mutu ini berfokus pada mutu genetik, pakan, serta food safety and traceability (ketertelusuran dan keamanan pangan).
c) Kerja Sama Bidang Politik
Kerja sama dalam bidang politik antara lain dengan memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Brasil yang menekankan pada pendekatan modern dan fleksibel dengan memetakan bidang dan tujuan kerja sama kedua negara.
d. Kerja Sama Bilateral dengan Negara-Negara di Kawasan Eropa
1) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Inggris
Letak astronomis Inggris berada pada 50° LU – 60° LU dan 8° BB – 2° BT. Berbeda dengan Britania Raya yang secara astronomis terletak di antara 49° sampai 61° lintang utara, dan 9° BB sampai 2° BT. Secara geografis terletak di sebelah barat daratan Eropa. Sebelah utara Inggris berbatasan dengan Samudra Atlantik, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Inggris, sebelah barat berbatasan dengan Irlandia dan Samudra Atlantik, serta sebelah timur berbatasan dengan Laut Utara. Secara geologis, Inggris berada di Lempeng Eurasia. Luas wilayah negara Inggris sebesar 130.279 km², sedangkan luas wilayah Britania Raya sebesar 243.610 km2, meliputi wilayah Inggris, Wales, Irlandia Utara, dan sejumlah pulau kecil di sekitarnya. Populasi negara Inggris Raya tahun 2018 sebanyak 55,98 juta jiwa (wikipedia.com). Penduduk Inggris terdiri atas dua kelompok, yaitu bangsa Kelt (Skotlandia, Irlandia, dan Wales) dan bangsa Jerman (Anglo, Saxon, Jute, Denmark, dan Norman).
Berdasarkan letak lintang dan posisinya yang dikelilingi oleh lautan, Inggris memiliki iklim sedang yang sejuk dan basah. Kondisi iklim di Inggris juga dipengaruhi oleh arus laut panas (Gulfstream) yang berasal dari ekuator (Samudra Atlantik). Secara umum, wilayah Inggris memiliki iklim laut pantai barat dengan ciri-ciri pengaruh laut dominan; musim dingin berawan tebal, berkabut, dan waktu siang lebih pendek; musim panas sejuk, cerah, dan waktu siang relatif panjang; serta hujan sepanjang tahun.
Perkembangan perekonomian di Inggris dimulai sejak revolusi industri, terutama pada sektor industri, pertambangan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Perekonomian pada sektor pertanian dilakukan secara intensif yang didukung dengan mekanisasi. Hasil pertanian meliputi gandum, padipadian, buah-buahan, gula, dan sayur-sayuran. Peternakan pun dilakukan secara intensifikasi. Jenis yang dikembangkan adalah sapi, domba, babi, dan unggas. Perikanan mengalami kemajuan, terutama perikanan laut. Inggris memiliki armada perikanan yang besar dan maju. Pelabuhan ikan terdapat di beberapa tempat, antara lain Grimsby, Great Yarmouth, Kingston upon Hull, dan Aberdeen.
Pertambangan di Inggris didukung oleh tersedianya batubara sehingga menjadi negara penghasil batu bara terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Rusia. Daerah penghasil batu bara antara lain Wales bagian selatan, Skotlandia (Lanarkshire, Pegunungan Pennines), Pegunungan Cambrian, dan Stafford. Akibat eksploitasi besar-besaran, persediaan batu bara di Inggris mengalami penurunan sehingga sumber energi negara ini mulai berorientasi minyak dan gas bumi di Skotlandia dan Laut Utara dengan pusat penyulingan di Aberdeen, Grangemouth, dan Dundee.
Hasil tambang lainnya adalah bijih besi, timah hitam, dan tembaga yang dihasilkan di Pegunungan Pennines, Pegunungan Cambrian, dan Midlands. Adapun seng dan mangan dihasilkan di Pegunungan Pennines dan Cambrian. Sektor industri didukung oleh sektor pertambangan, terutama batubara. Jenis industri penting dan merupakan produk ekspor Inggris antara lain baja, kapal laut, mobil, kereta api, tekstil, pesawat terbang, alat pertanian, dan barang elektronik. Ada tujuh pusat industri penting di Inggris, antara lain:
• London dan Oxford sebagai pusat industri pesawat terbang, mesin mobil, dan galangan kapal;
• Birmingham sebagai pusat industri berat, seperti mesin mobil, kereta api, pesawat terbang, mesin tekstil, dan mesin-mesin pertanian;
• Newcastle sebagai pusat industri galangan kapal;
• Glasgow sebagai pusat industri tekstil, lokomotif, galangan kapal, dan baja;
• Leicester sebagai pusat industri tekstil;
• Belfast sebagai pusat industri galangan kapal; serta
• Middlesbrough, Sheffield, Swansea, Northampton, dan Newport sebagai pusat industri baja.
Perkembangan pariwisata didukung oleh objek wisata yang khas dan beragam yang sangat menarik, terutama kebudayaan, seperti istana dan kastil-kastil tua. Objek wisata tersebut antara lain Istana Buckingham, bangunan-bangunan dengan arsitektur gaya kuno, seni patung, seni musik, dan seni rupa. Inggris juga terkenal akan wisata alamnya. Negara ini memiliki sepuluh taman nasional, antara lain Taman Nasional Broads, Taman Nasional Dartmoor, Taman Nasional Exmoor, Taman Nasional Lake District, Taman Nasional New Forest, dan Taman Nasional Yorkshire Dales.
Inggris merupakan salah satu negara maju di Eropa, tetapi tidak menutup kemungkinan negara ini juga memiliki permasalahan, baik permasalahan sosial, lingkungan, ekonomi, maupun kesehatan. Salah satu masalah sosial yang ada di Inggris ialah semakin banyaknya imigran yang masuk ke Inggris. Dari sekitar 60 juta jiwa penduduk Inggris Raya, sekitar 8,4 juta orang di antaranya merupakan imigran (BBC, 2019). Masalah lingkungan yang ada di Inggris merupakan dampak perubahan iklim yang mulai terasa dan polusi udara. Menurut penelitian The Met Office’s Central England Temperature (metoffice.gov.uk), menunjukan bahwa suhu di abad ke-21 lebih hangat 3 oC dari sebelumnya.
Meskipun memiliki kekurangan dalam hal sosial dan lingkungan, tetapi tidak menutupi potensi alam dan sumber daya manusia yang ada di Inggris. Sebagai negara yang maju dan adikuasa di Benua Eropa, menjalin hubungan bilateral dengan Inggris tentu akan menguntungkan bagi Indonesia. Berikut beberapa kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dan Inggris.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Kerja sama dalam bidang ekonomi yang dilakukan antara lain diluncurkan kembali kelompok kerja bersama tentang ekonomi kreatif, meningkatkan kerja sama ekonomi termasuk melalui dialog ekonomi tingkat kerja reguler, melakukan investasi asing antara Inggris dengan industri-industri yang ada di Indonesia, serta partisipasi Inggris dalam Forum Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Indonesia 2019. Selain itu, dilakukan perjanjian nota kesepahaman dan dibentuknya Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (KEPB) atau Joint Economic and Trade Committee (JETCO).
b) Kerja Sama Bidang Politik
Dalam bidang politik, Indonesia dan Inggris melakukan dialog siber menjelang pertemuan Kelompok Ahli Pemerintah PBB, melakukan perjanjian kerja sama membantu Indonesia dalam Pembangunan Rendah Karbon (PRK), serta menjaga kelangsungan perdagangan kayu yang diatur dalam skema Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT) begitu Inggris meninggalkan Uni Eropa. Selanjutnya partisipasi Indonesia dalam Media Freedoms Conference yang diselenggarakan Inggris pada bulan Juli 2019, komitmen bersama terkait isu repatriasi pengungsi Rohingya ke Myanmar secara aman, sukarela, dan bermartabat, serta pengakuan bersama atas peran penting ASEAN dalam isu tersebut.
c) Kerja Sama Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan, Indonesia dan Inggris bekerja sama untuk menanggulangi terorisme dan kekerasan berbasis ekstremisme.
2) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Jerman
Secara astronomis, Jerman terletak di antara 47° LU – 55° LU dan 6° BT – 15° BT. Adapun secara geografis, perbatasan Jerman sebelah utara adalah Laut Utara dan Laut Baltik, sebelah timur adalah Polandia dan Ceko, sebelah selatan adalah Swiss dan Austria, serta sebelah baratnya adalah Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Prancis.
Berdasarkan letak geografisnya, Jerman memiliki garis pantai yang pendek dan membeku pada musim dingin. Namun demikian, negara ini memiliki pelabuhan alam yang baik. Sungai dapat dilayari kapal sampai ke pelabuhan tersebut, termasuk ke Pelabuhan Rotterdam di Belanda.
Luas wilayah keseluruhan mencapai 357.041 km². Secara fisiografis, wilayah Jerman dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu dataran rendah, dataran tinggi, dan Pegunungan Alpen. Dataran rendah terdapat di wilayah Jerman bagian utara yang merupakan bagian dari dataran rendah di Eropa. Wilayah dataran rendah membentang mulai dari kawasan pantai Laut Baltik, Lembah Ruhr, dan Rheinland hingga ke perbatasan Polandia. Wilayah ini memiliki ciri-ciri, yaitu tanah berpasir, tanah liat, dan tanah loss. Wilayah ini meliputi Schleswig, Niedersachsen, hingga Mecklenburg. Wilayah dataran tinggi meliputi Nordrhein-Westfalen, Hessen, Thuringen, dan Sachsen. Dataran tinggi ini merupakan penghasil batu bara. Pegunungan Alpen terdapat di bagian selatan yang meliput Pegunungan Harz, Jura, Ardennes, dan Thuringen.
Jerman merupakan negara dengan jumlah penduduk sebanyak 83,13 juta jiwa pada tahun 2021 (wikipedia.com). Perubahan demografi dengan konsekuensi serius pada perkembangan ekonomi dan jaminan sosial dikurangi oleh imigrasi. Sedikit lebih dari 22 persen orang yang hidup di Jerman (18,6 juta) memiliki riwayat pasca migrasi.
Jerman memiliki iklim sedang. Di bulan Juli, suhu maksimum rata-rata berada pada 21,8 °C dan minimumnya pada 12,3 °C. Di bulan Januari, suhu maksimum rata-rata 2,1 °C dan minimum sekitar -2,8 °C. Suhu tertinggi yang tercatat sejak dilakukannya perekaman data cuaca terjadi pada tanggal 5 Juli 2015, yaitu 40,3 °C di Kitzingen am Main.
Hasil tambang yang penting adalah batu bara, besi, minyak bumi, mangan, dan timah hitam. Daerah pertambangan batu bara adalah Ruhr, Sungai Saar, dan daerah Aachen, sedangkan timah hitam di Pegunungan Harz dan Eiffel. Perindustrian ditunjang oleh sektor pertambangan, terutama batu bara dan minyak bumi sebagai bahan energi sehingga mampu menyumbang 98% dari pendapatan negara. Industri paling besar di Jerman adalah industri besi baja.
Beberapa kota besar sebagai pusat perindustrian, yaitu Krupp family atau lebih dikenal sebagai Friedrich Krupp AG (Friedrich Krupp AG Hoesch-Krupp) sebagai pusat usaha keluarga yang meliputi industri mobil, lokomotif, dan mesin-mesin; Essen pusat industri mesin-mesin alat pertanian; Solingen pusat industri pisau dan gunting; Wuppertal pusat industri tekstil; Hannover pusat pabrik gula dari bahan bit; Chemnitz pusat industri tekstil dan logam; Leipzig pusat industri alat optik; serta Berlin Timur pusat industri kimia, konveksi, dan barang-barang elektronik.
Di Jerman, jumlah penduduk yang tinggal di pedesaan hanya 14%, tetapi luas lahan pertanian, peternakan, dan kehutanan meliputi 85% dari luas wilayah negara ini. Daerah pertanian meliputi dataran rendah lembah Sungai Rhein dan wilayah dataran tinggi yang ditanami anggur dan hop (bahan baku bir). Pertanian di Bavaria menggunakan teknologi horsch, yaitu penanaman tanpa menggunakan alat bajak, cara tanam menggunakan mesin penabur benih yang ramah lingkungan, dan pengolahan tanpa mengerosi lapisan tanah humus. Kehutanan dikembangkan terutama untuk menutupi lahan-lahan pegunungan di Jerman bagian utara yang gersang. Luas hutan mencapai 27% dari seluruh wilayah negara ini.
Permasalahan di Jerman saat ini lebih pada tingkat kelahiran yang rendah, semakin banyaknya imigran yang masuk Jerman, serta masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan pencemaran (khususnya mikroplastik). Penduduk Jerman memiliki posisi yang cukup unik di negara-negara Eropa karena pertumbuhan penduduknya menunjukkan angka negatif. Jumlah kematian telah melebihi jumlah kelahiran setiap tahun sejak 1972. Defisit kelahiran ini mencapai 149.000 jiwa pada tahun 2006. Penurunan jumlah penduduk ini diimbangi dengan semakin banyaknya imigran yang bermukim di Jerman sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk. Masalah lingkungan yang sedang menjadi perhatian selain perubahan iklim ialah masalah mikroplastik di lautan Jerman. Industri kosmetik menjadi salah satu penyumbang terbesar tingginya mikroplastik di lautan.
Kondisi Jerman sebagai negara yang maju dan memiliki sumber daya manusia yang baik, menjadikan Indonesia menjalin hubungan kerja sama dengan Jerman. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman dibuka secara resmi pada tahun 1952. Hingga saat ini hubungan bilateral tersebut masih terjalin dengan baik. Berikut kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dan Jerman.
a) Kerja Sama Bidang Pendidikan Vokasi
Jerman menjadi salah satu tujuan pendidikan utama bagi mahasiswa
dan para ilmuwan Indonesia sejak generasi pertama pasca kemerdekaan
Indonesia. Sejak Indonesia merdeka, diperkirakan sebanyak 27.000 pelajar
Indonesia telah melanjutkan studi di Jerman. Berdasarkan data Lapor Diri
(LaDi) KBRI Berlin bulan Oktober 2017, terdapat 6.371 orang mahasiswa
Indonesia di Jerman dalam berbagai jenjang, mulai dari sekolah bahasa
hingga program doktoral. Kerja sama pendidikan antara Indonesia dan
Jerman secara formal didasarkan pada perjanjian tahun 1979. Perjanjian
ini mencakup bidang pendidikan, riset, dan ilmu pengetahuan serta
pengembangan teknologi. Salah satu tindak lanjut perjanjian tersebut
adalah kerja sama Bundesministerium für Bildung und Forschung (BMBF)
dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1988
tentang Initiative Biotechnology Indonesia-Germany. Selain itu, Indonesia
mengusulkan kerja sama dalam bidang riset teknologi dan inovasi,
termasuk perlunya kerjasama di sektor clean energy seperti geothermal,
kemudian clean coal technology, dan energi ramah lingkungan.
b) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Kerja sama dalam bidang ekonomi merupakan prioritas utama hubungan
bilateral Indonesia dan Jerman. Dikarenakan dimensi dan cakupan kerja
sama ekonomi Indonesia dan Jerman yang bersifat multidimensi sehingga
tidak hanya terbatas pada perdagangan dan investasi. Sektor strategis
lainnya yang turut memperkuat kerja sama ekonomi bilateral kedua
negara, antara lain kerja sama pembangunan, kesehatan, lingkungan
hidup, perubahan iklim, sosial dan tenaga kerja, energi, infrastruktur,
serta transportasi.
Di sektor perdagangan, Jerman merupakan salah satu mitra dagang
utama bagi Indonesia. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke
Jerman, antara lain minyak kelapa sawit, alas kaki, peralatan elektronik,
pakaian dan aksesoris pakaian, karet dan produk dari karet, mesinmesin mekanik, kopi, teh, rempah-rempah, alat fotografi, serta kayu dan mebel. Adapun produk ekspor Jerman ke Indonesia umumnya barang
manufaktur, seperti kendaraan bermotor, kendaraan pengangkut, mesin
untuk industri yang memproduksi produk plastik, perkapalan, peralatan
komunikasi, barang kimia, peralatan laboratorium, dan produk metal.
Hingga saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan multinasional Jerman
yang melakukan bisnis di Indonesia. Proyek investasi Jerman di Indonesia
masih didominasi sektor-sektor metal dan industri mesin, industri kimia
dan farmasi, transportasi, dan industri komunikasi. Beberapa perusahaan
Jerman yang melakukan investasi di Indonesia antara lain Deutsche Post,
Robert Bosch, Bayer, VW, Mercedes-Benz, Adidas, Allianz, BASF, dan BMW.
c) Kerja Sama Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Indonesia mengharapkan untuk dapat
melakukan kerja sama dengan Jerman karena Jerman memiliki teknologi
dan manajemen kesehatan yang sangat maju. Indonesia memerlukan
dukungan teknologi dan manajemen kesehatan yang lebih baik.
d) Kerja Sama Bidang Pertahanan
Indonesia mengusulkan kerja sama dalam bidang industri pertahanan,
yaitu PT Dirgantara Indonesia, yang sekarang memiliki kerja sama dengan
Airbus Military. Jerman memiliki kapasitas untuk industri pertahanan dan
mengusulkan kerja sama yang strategis serta jangka panjang yang tidak
hanya meliputi pengadaan, tetapi juga investasi dan produksi bersama.
3) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Belanda
Negara Belanda secara astronomis terletak di antara 50° LU – 53° LU dan 3° BT – 7° BT. Belanda berbatasan dengan Laut Utara di utara dan barat, Jerman di timur, dan Belgia di selatan. Bagian Belanda yang paling maju, umumnya memiliki ketinggian tanah kurang dari satu meter di atas permukaan laut, mencakup lebih dari setengah luas negara ini. Sekitar lebih dari seperempat luas wilayah Belanda terletak di bawah permukaan laut. Daerah yang lebih rendah dibatasi oleh polder. Di daerah lain yang lebih tinggi, lapisan kerikil dan pasir di bagian timur negara, terdorong oleh gletser Saale, membentuk pegunungan memanjang dengan ketinggian 100 meter dan merupakan fitur utama Taman Nasional Hoga Veluwe. Salah satu bagian negara ini yang ketinggiannya melebihi 105 meter adalah zona perbatasan Ardennes. Titik tertinggi di Belanda, yaitu The Vaalserberg, terletak di sudut tenggara Belanda (321 meter).
Belanda memiliki luas 41.160 km2. Negara ini memiliki wilayah yang lebih rendah dari permukaan air laut, dengan danau, sungai, dan kanal yang luas. Sekitar 2.500 mil persegi atau 6.500 km2 dari Belanda merupakan tanah reklamasi yang berasal dari hasil pengelolaan air yang cermat di Abad Pertengahan. Di sepanjang pantai direklamasi, serta danau dan rawa dikeringkan. Semua lahan baru ini diubah menjadi polder, biasanya dikelilingi oleh tanggul.
Belanda memiliki penduduk sebanyak 17,44 juta jiwa di tahun 2020. Menurut penelitian, penduduk asli Belanda berasal dari campuran kelompok populasi pra-Jerman dan Jerman. Belanda memiliki iklim sedang, dengan musim dingin yang lembut dan musim panas yang sejuk. Angin selatan dan barat mendominasi. Selain itu, laut di sekitar daratan Belanda juga memoderasi iklim melalui angin darat dan pengaruh arus teluk. Posisi Belanda yang berada di antara wilayah massa udara bertekanan tinggi yang berpusat di Azores dan wilayah bertekanan rendah yang berpusat di Islandia, menjadikannya sebagai wilayah tumbukan antara massa udara hangat dan kutub sehingga menciptakan cuaca yang tidak menentu. Rata-rata embun beku terjadi 60 hari per tahun. Suhu bulan Juli rata-rata sekitar 17 OC dan rata-rata bulan Januari sekitar 2 OC. Curah hujan rata-rata tahunan sekitar 790 mm, dengan hanya kurang lebih 25 hari cerah per tahun.
Belanda memiliki wilayah yang tidak terlalu luas, akan tetapi bidang pertanian tetap menyumbang sebagian kecil dari pendapatan nasional dan angkatan kerja. Pertanian tetap menjadi kontributor untuk ekspor Belanda. Lahan pertanian negara dibagi menjadi padang rumput, lahan pertanian yang subur, dan hortikultura. Hortikultura yang dilakukan di bawah kaca semakin berkembang di Belanda. Ekspor tomat rumah kaca, mentimun, paprika, bunga potong, dan tanaman hias telah meningkat pesat. Belanda saat ini memiliki sebagian besar dari kawasan hortikultura Eropa di bawah kaca. Hanya sepersepuluh dari tanah atau daratan di Belanda yang berhutan.
Peternakan sapi perah Belanda sangat berkembang. Hasil susu per hektar padang rumput termasuk yang tertinggi di dunia. Produk susu yang diekspor berupa produk olahan, seperti mentega, keju, dan susu kental. Daging dan telur diproduksi di peternakan intensif. Sejumlah besar babi, anak sapi, dan unggas diberi pakan yang sebagian besar dari hasil impor.
Pada bidang pertambangan, penemuan gas alam pada tahun 1959 memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan ekonomi Belanda. Ladang gas berada di bagian timur Belanda dan di Laut Utara Belanda. Sepertiga dari gas alam yang dihasilkan diekspor, terutama ke negara-negara Uni Eropa. Hal ini membantu meningkatkan neraca pembayaran di sektor ekonomi (yang biasanya Belanda mengalami defisit besar). Di sisi lain, lanskap maritim yang datar cocok untuk penggunaan turbin angin, yang semakin banyak digunakan di lahan pertanian. Selain gas alam, sumber daya alam lainnya ialah seng yang diekstraksi di Brunel, natrium di Delfzijl, dan magnesium di Veendam.
Permasalahan utama Belanda dari awal berdirinya hingga saat ini, yaitu tinggi daratannya yang lebih rendah dari permukaan air laut sehingga rawan terjadi banjir. Selama 2.000 tahun terakhir, masyarakat Belanda telah belajar untuk hidup dengan ancaman banjir. Ancaman banjir telah membentuk lanskap Belanda dan administrasi negara.
Berdasarkan potensi negara dan penanganan masalah yang baik, serta sejarah Indonesia sebagai bekas negara jajahan Belanda, maka dilakukan kerja sama bilateral dalam beberapa bidang. Kerja sama bilateral yang dilakukan antara lain sebagai berikut .
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, kerja sama yang dilakukan meliputi tiga bidang,
yaitu perdagangan, investasi, dan pariwisata. Sejak tahun 2018, Belanda
adalah mitra dagang terbesar ke-15 dan investor terbesar ke-9 bagi
Indonesia. Nilai perdagangan bilateralnya mencapai US$5,14 miliar,
dengan ekspor mencapai US$3,90 miliar dan impor senilai US$1,24 miliar.
Di tahun 2019, nilai total perdagangan kedua negara menurun 21,7%
sehingga menjadi US$4,2 miliar. Belanda juga merupakan negara tujuan
ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia, dengan komoditas utama antara
lain minyak sawit (19,16%), kopra (11,31%), asam lemak monokarboksilat
(10,69%), asam monokarboksilat asiklik tak jenuh (5,97%), timah (5,41%).
Sementara itu, komoditas impor Indonesia dari Belanda adalah distilasi
coal tar atau ter batu bara (25,17%), kendaraan angkutan barang (7,10%),
minyak bumi (4,39%), benang tow artifisial (2,64%), dan bahan makanan
(2,12%) (eko.go.id)
Realisasi investasi sektor riil Belanda di Indonesia pada 2019
mencapai US$2,5 miliar untuk 11.040 proyek atau meningkat 122% jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa perusahaan terbesar Belanda
yang beroperasi di Indonesia antara lain Unilever (Fast Moving Consumer
Goods/FMCG), Phillips/Signify (elektronik), Royal Vopak (terminal), Shell
(energi), Port of Rotterdam (pelabuhan), ABN Amro (bank), dan TNT (jasa
kurir/logistik).
Dari sisi pariwisata, jumlah wisatawan Belanda ke Indonesia pada
2019 sebanyak 215.287 orang, menempati urutan ke-4 terbesar dari Eropa
dan ke-16 dari seluruh dunia. Tren peningkatan kunjungan rata-rata
4,88% per tahun sejak 2014.
b) Kerja Sama Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Belanda membuka kesempatan kepada
universitas-universitas untuk mendapatkan mahasiswa internasional,
termasuk Indonesia. Belanda juga memberikan pelatihan vokasi.
Belanda membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia
belajar ke sana melalui beasiswa Nuffic Neso, serta menyediakan sistem
pembelajaran online menggunakan teknologi terkini.
e. Kerja Sama Bilateral Indonesia-Australia
Benua Australia terletak di sebelah selatan Benua Asia. Secara astronomis, benua ini terletak di antara 10° LS – 43° LS dan 113° BT – 155° BT. Luas Australia mencapai 7.682.300 km² atau sekitar 5,2% wilayah daratan dunia. Benua Australia hanya memiliki satu negara, yaitu Australia. Selain wilayah negara di daratan atau benua, Australia juga mempunyai beberapa wilayah pulau, seperti Pulau Tasmania, Cocos, Christmas, dan Macquarie. Lebar wilayah tersebut kira-kira 3.200 km dari pantai timur ke barat dan panjangnya 3.700 km dari Tanjung York di pantai utara sampai Tanjung Tenggara di Tasmania. Australia adalah benua terkecil, sedangkan yang terbesar adalah Asia yang luasnya 44.614.000 km2. Australia adalah negara terbesar keenam di dunia dari segi luasnya, lebih kecil bila dibandingkan dengan Rusia, Kanada, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Brasil.
Secara geologis, Australia (disebut juga Australia-Nugini, Sahul, Meganesia, Australia Besar, Australasia, atau Australinea) adalah sebuah benua yang terdiri atas (dalam kelompok ukuran) tanah daratan Australia, Papua Nugini, Tasmania, dan beberapa pulau terdekat, yang berada di landas kontinen yang sama. Luas wilayah itu dipisahkan dengan lautan di luar landas kontinen (Laut Arafuru dan Selat Torres antara Australia dan Papua Nugini, Selat Bass antara daratan Australia dan Tasmania). Australia berada pada barisan Pegunungan Great Dividing Range, yaitu pegunungan yang memanjang dari daerah Tanjung York sampai Pulau Tasmania. Puncak tertingginya berada di Gunung Kosciuszko. Di bagian barat, geologis Australia terdiri atas dataran tinggi yang sering disebut dengan Perisai Australia. Namun, sebagian besar wilayah tengah dan barat Australia didominasi oleh gurun pasir luas yang terkenal, yaitu Gurun Gibson dan Gurun Victoria. Australia merupakan negara tunggal di satu benua, dengan batas sebelah utara adalah Laut Timor (Timor Leste) dan Laut Arafuru (Indonesia), batas sebelah timur adalah Samudra Pasifik dan Laut Tasman, serta sebelah barat dan selatan adalah Samudra Hindia.
Berdasarkan letak lintang, Australia memiliki iklim tropis dan iklim sedang. Iklim tropis dialami oleh wilayah bagian utara yang mendekati garis khatulistiwa. Suhu rata-rata mencapai 27 °C, dengan curah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Pada tahun 2020, jumlah penduduk yang mendiami wilayah benua Australia mencapai 25,74 juta jiwa (wikipedia.com). Mayoritas penduduk tersebut merupakan imigran dari Inggris. Bahkan, hampir 95% penduduk di Australia, didominasi oleh bangsa kulit putih tersebut. Saat ini, jumlah suku Aborigin tidak lebih dari 100 ribu orang atau hanya sebesar 1,2% dari jumlah penduduk yang mendiami wilayah Australia. Penyebaran mereka hanya di pedalaman Australia Barat, Teritori Utara, dan Queensland.
Bidang pertambangan termasuk salah satu kegiatan perekonomian terbesar di Australia. Pertambangan yang ada di negara ini mencakup beberapa hal, yaitu pertambangan gas alam, emas, bijih besi, dan batu bara. Pada bidang pertanian, negara ini paling banyak menghasilkan gandum. Keberhasilan Australia dalam bidang pertanian menempatkannya sebagai salah satu negara pengekspor komoditas pertanian. Adapun peternakan yang terdapat di Australia adalah peternakan ayam, sapi, dan domba.
Permasalahan yang dihadapi Australia saat ini, dua di antaranya ialah krisis air dan perubahan iklim. Australia merupakan benua berpenduduk paling kering di bumi, dengan jumlah air sungai yang paling kecil, aliran air hujan terendah, dan wilayah tanah basah permanen yang tersempit di antara semua benua. Sepertiga benua hampir tidak menghasilkan air hujan sama sekali dan aliran sungai di Australia paling bervariasi di dunia. Australia merupakan negara yang paling jarang penduduknya di dunia (setelah Mongolia dan Namibia), dengan kurang dari tiga jiwa per kilometer persegi.
Kerja sama antara Indonesia dan Australia sudah berjalan cukup lama. Salah satunya ialah kerja sama dalam menjaga keamanan wilayah kelautan masing-masing negara. Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang sama, yaitu menjaga kedaulatan dan juga menjaga hasil-hasil laut dari masing-masing negara. Kerja sama yang terakhir dilakukan antara kedua negara tersebut adalah kerja sama antara Angkatan Perbatasan Australia atau Australian Border Force, The Australian Fisheries Management Authority, dan juga Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui patroli bersama dalam pengawasan terhadap illegal fishing. Kerja sama tersebut didasarkan untuk menjaga kedaulatan antar negara karena banyaknya kasus illegal fishing yang terjadi di perbatasan antara dua wilayah. Indonesia semakin mempererat kerja sama pada tahun 2010, yang ditandai dengan kunjungan resmi bilateral pertama oleh Perdana Menteri Australia yang baru dilantik, yaitu Julia Gillard ke Indonesia (Mamonto, 2020).
Selain dalam bidang keamanan, Indonesia dan Australia juga menjalin kerja sama dalam bidang perdagangan melalui perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Perjanjian tersebut mengarah pada perjanjian perdagangan bebas yang ditujukan untuk memperkuat dan memperluas ruang perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia maupun Australia menargetkan total perdagangan sebesar US$15 miliar pada tahun 2015. Perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia ini memiliki tujuan tiga rangkaian kegiatan, yaitu perdagangan, penanaman modal atau investasi, dan kerja sama yang memiliki kemampuan pembangunan (capacity building). Sektor yang telah disetujui pada pra perundingan adalah sektor agraria, pertambangan, jasa, dan perekonomian hijau.
Permasalahan yang dihadapi Australia saat ini, dua di antaranya ialah krisis air dan perubahan iklim. Australia merupakan benua berpenduduk paling kering di bumi, dengan jumlah air sungai yang paling kecil, aliran air hujan terendah, dan wilayah tanah basah permanen yang tersempit di antara semua benua. Sepertiga benua hampir tidak menghasilkan air hujan sama sekali dan aliran sungai di Australia paling bervariasi di dunia. Australia merupakan negara yang paling jarang penduduknya di dunia (setelah Mongolia dan Namibia), dengan kurang dari tiga jiwa per kilometer persegi.
Kerja sama antara Indonesia dan Australia sudah berjalan cukup lama. Salah satunya ialah kerja sama dalam menjaga keamanan wilayah kelautan masing-masing negara. Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang sama, yaitu menjaga kedaulatan dan juga menjaga hasil-hasil laut dari masing-masing negara. Kerja sama yang terakhir dilakukan antara kedua negara tersebut adalah kerja sama antara Angkatan Perbatasan Australia atau Australian Border Force, The Australian Fisheries Management Authority, dan juga Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui patroli bersama dalam pengawasan terhadap illegal fishing. Kerja sama tersebut didasarkan untuk menjaga kedaulatan antar negara karena banyaknya kasus illegal fishing yang terjadi di perbatasan antara dua wilayah. Indonesia semakin mempererat kerja sama pada tahun 2010, yang ditandai dengan kunjungan resmi bilateral pertama oleh Perdana Menteri Australia yang baru dilantik, yaitu Julia Gillard ke Indonesia (Mamonto, 2020).
Selain dalam bidang keamanan, Indonesia dan Australia juga menjalin kerja sama dalam bidang perdagangan melalui perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Perjanjian tersebut mengarah pada perjanjian perdagangan bebas yang ditujukan untuk memperkuat dan memperluas ruang perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia maupun Australia menargetkan total perdagangan sebesar US$15 miliar pada tahun 2015. Perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia ini memiliki tujuan tiga rangkaian kegiatan, yaitu perdagangan, penanaman modal atau investasi, dan kerja sama yang memiliki kemampuan pembangunan (capacity building). Sektor yang telah disetujui pada pra perundingan adalah sektor agraria, pertambangan, jasa, dan perekonomian hijau.
2. Kerja Sama Indonesia dalam Kancah Regional
Posisi sekelompok negara secara internasional di muka bumi memiliki perbedaan dengan kelompok negara di wilayah yang lain. Ada tiga faktor yang memengaruhi perbedaan-perbedaan kelompok negara, yaitu sebagai berikut.
• Letak secara geografis dan astronomis. Letak geografis dan astronomis
sekelompok negara berpengaruh terhadap potensi kesamaan akses/
keterjangkauan suatu negara dan keadaan iklimnya. Persamaan dan
perbedaan secara geografis dan astronomis dapat menjadi potensi
pendorong untuk menjalin kerja sama secara regional.
• Sejarah perkembangan suatu negara. Setiap negara di suatu wilayah
memiliki dinamika sejarah yang sama atau relatif sama. Kesamaan latar
belakang sejarah negara tersebut dapat mendorong kerja sama dengan
negara lain yang memiliki latar belakang yang sama secara regional.
• Potensi sumber daya ekonomi negara. Keadaan ekonomi suatu negara
penting untuk dipertahankan dan ditingkatkan pertumbuhannya.
Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau meningkatkannya
diperlukan kerja sama secara regional.
Dewasa ini banyak kerja sama regional yang dibangun Indonesia bersama negara-negara lain di sekitarnya. Pada dasarnya, maksud dan tujuan kerja sama secara regional ialah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketahanan wilayah, dan meningkatkan stabilitas kawasan. Berikut beberapa kerja sama Indonesia dalam kancah regional.
a. Kerja Sama Indonesia dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
ASEAN merupakan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Perhimpunan bangsa ini berdiri pada tahun 1967. ASEAN lahir karena adanya saling membutuhkan di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, tumbuhnya kesadaran akan perlunya kerja sama untuk meningkatkan taraf hidup, meredakan konflik di antara bangsa-bangsa, dan juga untuk memperkuat ikatan regional negara-negara sebagai bentuk perimbangan kekuatan di kawasan Asia Tenggara.
Tujuan ASEAN seperti yang termuat dalam Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut.
• Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
perkembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam
semangat kesetaraan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan
masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
• Untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan tertib hukum dalam hubungan di antara
negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
• Untuk meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam
masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama pada bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
• Untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan
dan penelitian dalam bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
• Untuk bekerja sama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan
pertanian dan industri, memperluas perdagangan dan pengkajian
masalah-masalah komoditas internasional, memperbaiki sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
• Untuk memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.
• Untuk memelihara kerja sama yang erat dan menguntungkan dengan
berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan
serupa, serta menjajaki segala kemungkinan untuk saling bekerja sama
secara erat di antara mereka sendiri.
Wilayah ASEAN sebagian besar berupa perairan laut dan sebagian lagi berupa wilayah daratan. Luas wilayah perairan ±5.060.100 km² dan luas wilayah daratan ±4.817.000 km2. Secara astronomis, wilayah ASEAN terletak di antara 28° LU – 11° LS dan 93° BT – 141° BT. Di utara berbatasan dengan daratan Tiongkok, sebelah timur berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Papua Nugini, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
ASEAN memiliki posisi geopolitik yang strategis. Wilayah ASEAN berada di persimpangan lalu lintas dunia yang memberikan kemudahan akses bagi penduduk dunia melakukan kegiatan kerja sama. ASEAN juga memiliki wilayah yang luas dan sumber daya alam melimpah yang memberikan peluang kerjasama investasi.
Keanggotaan ASEAN juga mengalami peningkatan. Jika saat berdiri jumlah anggota hanya lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, kini keanggotaannya lebih luas lagi dengan bergabungnya Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
ASEAN secara garis besar memiliki beberapa persamaan fisiografis maupun sosiografis. Persamaan secara fisiografis dilewati oleh jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania sehingga wilayah ASEAN memiliki topografi yang beragam. Ada wilayah dengan dataran rendah yang luas, wilayah dataran tinggi yang cukup luas, pegunungan, dan wilayah bergunung api. Wilayah-wilayah tersebut potensial untuk kegiatan budi daya pertanian, perkebunan, dan hortikultura, bahkan juga untuk budi daya ternak, terutama di dataran tinggi dan pegunungan. Tidak hanya daratan, sebagian wilayah ASEAN berupa perairan laut. Indonesia dan Thailand memiliki perairan laut yang luas dan garis pantai yang panjang. Wilayah-wilayah tersebut potensial untuk dikembangkan menjadi maritim.
Secara sosiografis, negara-negara anggota ASEAN memiliki persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah terjajah bangsa asing, kecuali Thailand, dan penguasaan iptek yang masih timpang antarnegara anggota. Berdasarkan karakteristik tersebut, kegiatan ekonomi utama negara-negara ASEAN adalah pertanian, kecuali Singapura yang ekonominya berbasis jasa, perdagangan, dan industri, karena tidak tersedia lahan pertanian.
ASEAN telah terbukti menjadi sarana bagi negara-negara anggotanya untuk lebih mempererat integrasi. ASEAN didirikan melalui tiga pilar utama, yaitu sebagai berikut (Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, 2015).
• Komunitas Politik-Keamanan ASEAN dengan tujuan untuk meningkatkan
kerja sama dalam bidang politik dan keamanan guna menjaga perdamaian
di wilayah Asia Tenggara dan menegakkan hak asasi manusia serta
demokrasi di wilayah Asia Tenggara.
• Komunitas Ekonomi ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Adapun tujuan dari MEA adalah untuk menjadikan
kawasan Asia Tenggara sebagai pasar tunggal atau pasar bersama (single
market) dan basis produksi.
• Komunitas Sosial-Budaya ASEAN. Melalui pembentukan komunitas
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesetiakawanan, kemitraan,
kesadaran, dan rasa memiliki pada masyarakat Asia Tenggara terhadap
ASEAN
Salah satu implementasi dari kerja sama politik dan keamanan antaranggota ASEAN adalah dibentuk Komunitas Politik-Keamanan ASEAN atau ASEAN Political Security Community (APSC). Pembentukan APSC dilatarbelakangi oleh beragamnya konflik yang dialami oleh anggota ASEAN, terutama yang berhubungan dengan kejahatan transnasional. Kejahatan transnasional tersebut seperti pembajakan kapal laut, human trafficking ke Eropa yang terjadi di wilayah Thailand dengan memanfaatkan jalur laut, penyelundupan narkotika dari Taiwan menuju Indonesia melalui Selat Malaka, dan aksi terorisme yang dilakukan oleh ISIS. Tujuan dibentuknya APSC adalah untuk mempercepat kerja sama politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara serta mewujudkan perdamaian antarnegara anggota ASEAN (Kemlu RI, 2015).
APSC bersifat terbuka dan berdasarkan pendekatan keamanan yang komprehensif serta tidak ditujukan untuk membentuk pakta pertahanan atau aliansi militer dan kebijakan luar negeri bersama. Konsep dari APSC sendiri ialah merefleksikan mulai berkembangnya perhatian pemimpin ASEAN pada demokrasi dan hak asasi manusia demi menciptakan kestabilan regional.
Adapun tiga karakteristik utama dari APSC adalah sebagai berikut.
• A rules based community with shared values and norms, yaitu masyarakat
yang mengacu pada kesamaan nilai dan norma.
• A cohesive, peaceful and resilient region with shared responsibility for
comprehensive security, yaitu kawasan yang kohesif, damai, dan berdaya
tahan tinggi dengan tanggung jawab bersama guna menciptakan keamanan
yang komprehensif.
• A dynamic and outward looking region, yaitu kawasan yang dinamis dan
berpandangan keluar.
Indonesia memiliki beberapa peran dalam mewujudkan APSC yangtercatat dalam cetak biru ASEAN 2015 ada KTT ke-13. Atas nama ASEAN, Indonesia banyak melakukan kerja sama dalam bidang politik, hukum, dan keamanan yang mencakup berbagai permasalahan keamanan. Ada beberapa hal yang dilakukan Indonesia dalam mewujudkan APSC. Pada konflik Laut Tiongkok Selatan, Indonesia berperan dalam meredam konflik tersebut dengan cara menyepakati dua interim measure, yaitu Joint Statement on the Application of CUES dan Hotline of Communications. Tak hanya itu, Indonesia juga ikut berperan aktif dalam pecahnya konflik Rakhine State pada tahun 2016. Dalam konflik tersebut Indonesia berupaya mengembalikan situasi kondusif di wilayah tersebut, baik secara bilateral maupun regional. Indonesia merespons isu tersebut dengan cara mendorong dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke Rakhine State. Indonesia juga memberikan penawaran untuk membantu rekonsiliasi nasional dan interfaith dialogue, serta mendorong Myanmar untuk meng-update secara berkala perkembangan situasi di Rakhine (Sari, 2019)
MEA merupakan salah satu dari tiga pilar Komunitas ASEAN, yaitu Komunitas Ekonomi ASEAN (Mulyana, 2020). MEA merupakan pasar tunggal yang mencakup kawasan Asia Tenggara. Tujuan MEA adalah meningkatkan investasi asing di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia sehingga akan membuka arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. MEA memiliki pola yang mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN (Ramayanti, 2017).
MEA dibentuk pada tahun 2015 yang merupakan tonggak utama dalam agenda integrasi ekonomi regional di ASEAN. MEA menawarkan peluang dalam bentuk pasar yang besar sebesar US$2,6 triliun dan lebih dari 622 juta orang. Pada tahun 2014, MEA secara kolektif adalah masyarakat ekonomi terbesar ketiga di Asia dan ketujuh di dunia. Selanjutnya, pada KTT ASEAN ke-27, tanggal 22 November 2015 berhasil dibuat sebuah blueprint (cetak biru) MEA tahun 2008 hingga 2025. Blueprint MEA 2025 ditujukan untuk mencapai visi MEA pada tahun 2025 yang sangat terintegrasi dan kohesif, kompetitif, inovatif dan dinamis, dengan peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral dan komunitas yang lebih tangguh, inklusif, dan berorientasi pada individu (orang-orang) yang terintegrasi dengan ekonomi global.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan pembentukan MEA, yaitu sebagai berikut.
• Menciptakan pasar tunggal yang mencakup negara-negara ASEAN
sekaligus pusat produksi untuk negara-negara sekawasan.
• Meratakan pemberdayaan ekonomi kawasan ASEAN dengan sasaran
utama revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
• Mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global dengan
tujuan dasar untuk meningkatkan peran serta ASEAN dalam percaturan
kebijakan global.
Adapun karakteristik utama yang bersifat prinsipiel dari MEA adalah sebagai berikut (Michael, 2014)
• Pasar dan basis produksi tunggal termasuk arus bebas investasi, jasa,
barang, arus modal, dan pekerja terampil.
• Kawasan ekonomi yang kompetitif dengan kebijakan kompetitif,
perlindungan konsumen, komitmen yang besar pada perlindungan
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), pembangunan infrastruktur,
e-commerce, dan penghindaran pajak ganda.
• Pembangunan ekonomi yang memadai untuk membantu mengurangi
kesenjangan pembangunan.
• Integrasi ke ekonomi global, yang mencakup kebutuhan untuk sentralitas
ASEAN serta peningkatan partisipasi dalam jaringan pasokan global.
Adapun dampak positif adanya MEA adalah sebagai berikut (Fitri, 2017).
• MEA akan mendorong investasi dari luar masuk ke dalam negeri yang
menciptakan multiplier effect (efek ganda) dalam berbagai sektor
pembangunan.
• Kondisi pasar yang satu (pasar tunggal) membuat kemudahan dalam hal
pembentukan joint venture (kerja sama) antara perusahaan-perusahaan di
wilayah ASEAN sehingga akses terhadap bahan produksi semakin mudah.
• Pasar Asia Tenggara merupakan pasar besar yang begitu potensial dan
menjanjikan dengan luas 4,5 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk
500 juta orang.
• MEA memberikan peluang kepada negara-negara ASEAN dalam
meningkatkan kecepatan perpindahan sumber daya manusia dan modal
yang merupakan faktor produksi yang sangat penting.
• Khusus bidang teknologi, MEA menciptakan transfer teknologi dari negaranegara maju ke negara berkembang yang ada di wilayah Asia Tenggara.
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN atau ASEAN Socio-Cultural Community
(ASSC) merupakan salah satu pilar dalam Komunitas ASEAN yang ditujukan untuk mengimbangi dampak regionalisasi ekonomi, politik, dan keamanan di kawasan Asia Tenggara (Sundrijo, 2010). Kerja sama dalam bidang sosial budaya merupakan suatu hal yang penting untuk mencapai integrasi di ASEAN melalui a caring and sharing community, yaitu sebuah tatanan masyarakat intra-ASEAN yang saling peduli dan berbagi, memperkokoh rasa kebersamaan (we feeling), dan solidaritas sesama warga ASEAN. Yang terpenting dari upaya membangun we feeling ini ialah menciptakan solidaritas tanpa menghilangkan karakteristik spesifik dari masing- masing negara, tetapi lebih pada keinginan untuk memperkuat rasa kebersamaan.
Dengan kebersamaan yang kuat, ASCC diharapkan mampu secara bersamasama mengantisipasi dan meminimalisasi dampak yang timbul akibat integrasi ekonomi dalam kawasan. Selain itu, juga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif serta lingkungan yang kondusif bagi keberhasilan integrasi dan kemakmuran bersama serta memperkuat identitas budaya menuju Komunitas ASEAN yang berbasis masyarakat (people centered). Kerja sama sosial budaya dalam kerangka ASCC ini meliputi kerja sama bidang kepemudaan, perempuan, lingkungan hidup, teknologi, kepegawaian, penerangan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, serta yayasan ASEAN.
Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan terbentuknya ASCC, ASEAN telah menyusun suatu cetak biru ASCC atau ASCC Blueprint yang disahkan pada KTT ASEAN ke-14 di Thailand (Februari 2009). Penyusunan cetak biru ASCC ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman (guidelines) bagi negara anggota ASEAN dalam persiapan menyongsong terbentuknya Komunitas ASEAN tahun 2015 melalui pilar sosial budaya.
Cetak biru diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam memperkuat integrasi ASEAN yang berpusat pada masyarakat (people centred) serta memperkokoh kesadaran, solidaritas, kemitraan, dan rasa kebersamaan masyarakat (we feeling) terhadap ASEAN. Cetak biru ASCC memuat enam elemen utama (core element) dan 348 rencana aksi (action-lines). Struktur cetak biru ASCC adalah sebagai berikut (kemlu.go.id)
• Human development atau pembangunan manusia
• Social welfare and protection atau perlindungan dan kesejahteraan sosial
• Social justice and rights atau hak-hak dan keadilan sosial
• Ensuring environmental sustainability atau memastikan pembangunan yang berkelanjutan
• Building ASEAN identity atau membangun identitas ASEAN
• Narrowing the development gapatau mempersempit jurang pembangunan
b. Kerja Sama Indonesia dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA)
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud kesepakatan dari negaranegara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan. Kerja sama tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-4 di Singapura tahun 1992.
Skema Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif, dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA ialah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand pada tahun 2010. Sementara bagi Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam pada tahun 2015.
AFTA merupakan salah satu batu loncatan negara-negara ASEAN saat itu untuk menghadapi dampak krisis moneter di Asia Tenggara. Keberadaan AFTA dapat menjadi salah satu obat pemulih bagi perekonomian negaranegara anggota ASEAN. AFTA dianggap menjadi salah satu model yang dapat mengintegrasikan kawasan untuk adanya keterkaitan satu negara dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Dengan begitu masyarakat ekonomi ASEAN banyak mengadopsi hal-hal yang dilakukan pada AFTA untuk menjadi cerminan keberhasilan integrasi kawasan di Asia Tenggara.
Sejak AFTA diberlakukan pada awal tahun 2015, negara-negara anggota ASEAN dituntut untuk mengintegrasikan ekonomi nasionalnya menuju sistem perdagangan bebas. Pemberlakuan AFTA bertujuan mengembangkan perekonomian negara-negara anggota ASEAN yang masih lemah. Melalui perdagangan bebas, diharapkan dapat memberikan dampak positif pada negara-negara yang masih lemah tersebut.
Bagi Indonesia, kehadiran AFTA menjadi tantangan tersendiri. Tantangan besar bagi Indonesia ialah belum terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dan hilangnya ekonomi pro rakyat. Dalam menghadapi AFTA, pemerintah harus memastikan bahwa UKM di Indonesia mampu bertahan menghadapi persaingan dalam pasar bebas tersebut. Karena bila tidak, maka perekonomian Indonesia dapat merosot dan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai, semakin tergerusnya nilai sosial, kearifan lokal yang semakin luntur, dan politik yang tidak stabil (Abidin, 2019).
c. Kerja Sama Indonesia dalam Uni Eropa (UE)
Uni Eropa atau disingkat UE adalah sebuah organisasi antar pemerintahan dan supranasional yang beranggotakan negara-negara Eropa. Supranasional adalah suatu pengaturan yang menyerahkan kedaulatan pemerintahan nasionalnya kepada badan pemerintahan internasional. Dengan demikian, badan internasional tersebut diakui sebagai badan yang lebih tinggi daripada negara. Tidak semua negara yang berada di Benua Eropa merupakan anggota dari Uni Eropa. Tercatat ada 50 negara berdaulat yang letak geografisnya berada di Benua Eropa, tetapi yang menjadi anggota UE sebanyak 27 negara. Mata uang Uni Eropa adalah euro. Namun, tidak semua negara anggota Uni Eropa menggunakan euro sebagai mata uang di negaranya, seperti Swedia yang masih menggunakan krona sebagai mata uangnya.
Terbentuknya Uni Eropa diawali dari kerja sama ekonomi enam negara di Eropa, yaitu Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda. Keenam negara tersebut kemudian dikukuhkan sebagai negara-negara pendiri Uni Eropa. Sejak bergabungnya Kroasia pada tanggal 1 Juli 2013, Uni Eropa telah memiliki 28 negara anggota, yaitu Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luksemburg, Prancis, Inggris, Denmark, Irlandia, Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Finlandia, Swedia, Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Cyprus, Slovenia, Slovakia, Bulgaria, Romania, dan Kroasia. Namun, pada tanggal 31 Januari 2020, Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa sehingga saat ini Uni Eropa memiliki 27 negara anggota.
Secara topografis, wilayah Eropa memiliki dataran tinggi di bagian utara, yaitu di Norwegia dan Irlandia bagian barat laut, sedangkan untuk daerah dataran rendah berada di wilayah Rusia. Denmark, Finlandia, dan Swedia merupakan negara anggota Uni Eropa yang berada di wilayah Eropa Utara. Estonia, Latvia, dan Lithuania berada di wilayah Eropa Timur. Ceko, Hungaria, dan Polandia berada di wilayah Eropa Tengah. Adapun Portugal, Slovenia, dan Spanyol berada di wilayah Eropa Selatan.
Kondisi hidrologi di kawasan Eropa dikelompokkan menjadi tiga aliran besar, yaitu sebagai berikut.
• Sungai yang mengalir ke arah utara, seperti Sungai Loire dan Seine di
Perancis, Sungai Rhine dan Elbe di Jerman, serta Sungai Oder dan Fistula
yang mengalir di Polandia.
• Sungai yang mengalir ke arah selatan, seperti Sungai Douro, Tagus,
Guadiana, dan Guadalquivir yang berada di wilayah Spanyol dan Portugal,
serta Sungai Ebro yang bermuara di Laut Tengah.
Negara-negara di Eropa memiliki iklim yang beragam, yaitu wilayah Eropa bagian utara beriklim dingin, bagian tengah beriklim sedang, dan bagian selatan beriklim subtropis. Keragaman iklim tersebut menimbulkan keragaman aktivitas ekonomi penduduk, seperti pertambangan, hasil hutan, industri, dan perikanan. Hasil tambang berupa gas alam, penghasil utamanya berada di Belanda. Hasil tambang berupa bijih besi, penghasil utamanya berada di Jerman, Prancis, dan Belgia. Untuk hasil tambang berupa batubara, penghasil utamanya berada di Belgia, Jerman, Polandia, Ceko, Luksemburg, dan Prancis.
Hasil hutan terbesar di kawasan Eropa berada di Finlandia Tengah dan Swedia Tengah yang didominasi oleh pohon berdaun jarum atau konifer, yang juga berada di wilayah Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Rusia. Selain itu, sebagian negara Estonia, Swiss, Austria, dan Kota Ventspils di Latvia juga merupakan daerah persebaran hasil hutan terbesar di Eropa dengan jenis vegetasi berupa pepohonan berkayu besar.
Perubahan besar Eropa dalam kerjasama ekonomi adalah ialah kesepakatan membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic Community (EEC). MEE adalah organisasi kawasan yang bertujuan menyatukan ekonomi negara-negara anggotanya (27 negara). Negara pendiri MEE adalah Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg, dan Jerman Barat. Negara yang termasuk di dalamnya adalah Irlandia, Inggris, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Austria, Denmark, Swedia, Finlandia, Polandia. Adapun Inggris sudah keluar dari MEE.
Tujuan pembentukan MEE adalah integrasi Eropa dengan cara sebagai berikut.
• Menjalin kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf hidup, dan memperluas lapangan kerja.
• Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas serta keseimbangan perdagangan antarnegara anggota.
• Menghapus semua rintangan yang menghambat lajunya perdagangan internasional.
• Meluaskan hubungan dengan negara-negara selain anggota MEE.
Uni Eropa menjalin kerja sama dengan banyak negara. Selain dengan Indonesia, Uni Eropa juga menjalin kerja sama dengan negara lain, seperti Australia, Asia, Amerika Serikat, dan Afrika. Bersama Australia, Uni Eropa melakukan kerja sama dalam bidang keamanan dan luar negeri untuk menghadapi tantangan global. Kerja sama strategis berlangsung di berbagai bidang, seperti kontra terorisme, migrasi dan pencari suaka, non proliferasi senjata pemusnah massal, pencegahan kejahatan terorganisir, pengembangan dan bantuan kemanusiaan, serta hak asasi manusia dan dukungan sistem pengaturan berbasis undang-undang di tingkat internasional dan nasional.
Dalam bidang ekonomi, Uni Eropa-Australia juga melakukan kerja sama yang ditandai dengan adanya perjanjian Mutual Recognition Agreement yang memfasilitasi perdagangan produk-produk industri untuk mengurangi hambatan-hambatan teknis. Kesepakatan ini bertujuan mengurangi biaya pengujian dan sertifikasi ekspor dan impor.
Dalam bidang pendidikan, Uni Eropa-Australia melakukan pertukaran pelajar dan beasiswa, salah satunya beasiswa Erasmus. Erasmus Mundus Joint Master Degrees memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa master dari seluruh dunia yang mencakup uang kuliah, transportasi, dan biaya hidup.
Uni Eropa dan Asia membangun kerja sama melalui forum Asia-Europe Meeting (ASEM) yang merupakan forum dialog dan kerjasama antar kawasan Asia dan Eropa dengan tujuan sebagai berikut.
• Menciptakan kemitraan dan kemajuan Asia-Eropa.
• Memperkuat dialog yang setara dan membangun saling pengertian kedua kawasan.
Sifat kerja sama ASEM adalah informal, non-binding (tidak mengikat), multidimensi, dan evolutionary (evolusioner). Fokus ASEM pada tiga pilar kerja sama, yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Bersama Indonesia, Uni Eropa membangun kerja sama dalam bidang politik keamanan dan ekonomi. Dalam bidang politik dan keamanan, Uni Eropa dan Indonesia membangun Framework Agreement on Comprehensive Partnership and Cooperation (PCA). Selain dalam bidang politik dan keamanan, PCA juga mencakup beberapa bidang lain, seperti perdagangan, lingkungan, energi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, migrasi, dan penanggulangan terorisme. Dalam bidang ekonomi dan investasi, Uni Eropa dan Indonesia membangun suatu perjanjian kemitraan, yaitu Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh RI-Uni Eropa (Comprehensive Economic Partnership Agreement RI-UE/IEU CEPA) yang telah dimulai pada tahun 2016. Perjanjian Horizontal untuk Beberapa Aspek Jasa Penerbangan (Horizontal Agreement on Certain Aspects of Air Services) mengatur tentang elemen-elemen jasa penerbangan, seperti penyedia keselamatan penerbangan dan peraturan pajak emisi penerbangan bagi maskapai Indonesia di wilayah Uni Eropa.
Bersama Amerika Serikat, Uni Eropa membangun kerja sama dalam bidang perdagangan dengan pembentukan Transatlantik Dewan Ekonomi Nasional yang bertugas untuk mengawasi, membimbing, dan mempercepat pelaksanaan pekerjaan yang dirancang untuk lebih dekat mengintegrasikan Uni Eropa dan ekonomi Amerika Serikat.
3. Kerja Sama Indonesia dalam Kancah Multilateral
Sering kali dalam berbagai pemberitaan media massa, Indonesia dengan negara-negara lain melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi atau bidang-bidang lainnya. Tentu saja kalian dapat mendalami pemberitaan tersebut melalui sumber-sumber lain yang lebih terjangkau di lokasi kalian masing-masing. Kerja sama Indonesia dengan berbagai negara disebut kerja sama multilateral. Ada beberapa kerja sama multilateral yang akan dibahas dalam sajian berikut.
a. Kerja Sama Negara-Negara G20
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional ialah dengan aktif melakukan kerjasama multilateral (Abdurachman, 2017). Ada beberapa bentuk kerja sama internasional yang dilakukan Indonesia. Salah satu bentuk kerja sama tersebut ialah kerja sama negara Group of Twenty (G20). Kerja sama G20 merupakan bentuk kerja sama multilateral yang bersifat informal, tidak terinstitusional, dan tidak memiliki mekanisme akuntabilitas (Astuti, 2020). G20 merupakan suatu forum kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara utama dan satu lembaga Uni Eropa. G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri atas Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa (djkn. kemenkeu.go.id).
Faktor utama terbentuknya G20 ialah ketergantungan antar negara semakin tinggi sehingga krisis ekonomi dapat menjalar dengan cepat, kemudian peran negara berkembang dalam perekonomian global semakin meningkat. Pembentukan G20 dilatarbelakangi atas terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1990-an yang melanda beberapa negara di dunia (Putri, 2020).
Pada Desember 1994, Meksiko mengalami krisis moneter yang ditandai dengan turunnya nilai peso. Hal tersebut berdampak pada negara-negara lain di Amerika Selatan. Pada tahun 1997, beberapa negara di Asia juga mengalami krisis moneter, seperti Indonesia, Thailand, dan Korea Selatan yang dampaknya tentu saja dirasakan oleh negara-negara lain pada kawasan tersebut. Tak hanya itu, pada tahun 1998, Rusia mengalami kerentanan finansial. Pada tahun 1998-2002 Brasil juga mengalaminya, tahun 1999-2002 Turki, dan tahun 2000-2001 Argentina mengalami krisis moneter. Krisis moneter tersebut menjadi perhatian yang serius bagi seluruh menteri keuangan di negara-negara maju untuk kemudian mengajak negara-negara yang perekonomiannya menguat (emerging economies) untuk bergabung dalam diskusi tentang penataan struktur finansial global.
Paul Martin, Menteri Keuangan Kanada, dan Lawrence Summers, Menteri Keuangan Amerika Serikat, kemudian mengambil inisiatif untuk memulai penyelenggaraan dialog-dialog G22 dan G33. Negara-negara dengan perekonomian yang signifikan secara geografis dan ekonomi turut diundang di dalamnya. Pada Desember 1999, diadakan dialog G20 yang reguler dan terus dikembangkan setiap tahunnya hingga saat ini. G20 disebut oleh para perintisnya sebagai terobosan baru “to make a smaller world governable and fairer” (untuk membuat dunia yang semakin kecil dapat dikelola dan lebih adil).
G20 adalah kelompok 19 negara dengan pertumbuhan perekonomian yang tinggi di dunia, ditambah dengan satu organisasi regional, yaitu Uni Eropa. Negara-negara anggota G20, jika dilihat dari profilnya, dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu negara maju anggota G7/G8 (Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Jerman, Perancis, Inggris, dan Italia), negara non-G8 (Australia, Korea Selatan, Brasil, Rusia, Tiongkok, India, dan Afrika Selatan) sebagai emerging economies, dan negara berkembang seperti Indonesia, Argentina, Meksiko, Turki, dan Arab Saudi. Indonesia bergabung dengan G20 sejak diadakannya forum antarpemerintah yang dibentuk pada tahun 1999. Indonesia ditetapkan sebagai anggota dari G20 atas beberapa hal penting, yaitu sebagai berikut (Susanti, 2019).
• Indonesia memiliki peran dalam pembentukan ASEAN.
• Indonesia memiliki pengalaman sebagai negara yang pernah mengalami masa krisis.
• Indonesia memiliki skala yang besar dalam perdagangan dunia.
• Secara geografis Indonesia merupakan negara di kawasan Asia yang memiliki letak yang strategis serta jumlah penduduk yang besar.
Sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota tetap di forum G20, Indonesia diharapkan mampu menyuarakan kepentingan negara-negara ASEAN lainnya dan juga negara berkembang lainnya. Salah satu harapan tersebut ialah terbukanya akses pasar dunia untuk komoditas yang dihasilkan negara-negara berkembang yang selama ini terkendala oleh kebijakan proteksi yang diterapkan oleh Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara besar dunia lainnya.
Sejak dibentuk pada tahun 1999 di Jerman, forum G20 sudah memulai aktivitasnya. Namun, forum tersebut baru dikenal di dunia internasional mulai tahun 2008 ketika pemimpin-pemimpinnya mengubah tingkat pertemuan dari level menteri ke level kepala negara/kepala pemerintahan. G20 menjadi high profil forum dengan digelarnya KTT pertama di Washington. KTT G20 pertama diselenggarakan di Washington tahun 2008, kemudian dilanjutkan di London (2009), Pittsburgh (2009), Toronto (2010), dan Seoul (November 2010). Ketiga KTT pertama berfokus utama pada upaya darurat dalam merespons krisis finansial. Koordinasi makro dilakukan untuk mengelola toxic asset dan rekapitalisasi perbankan serta stimulus fiskal sebesar 2% PDB. Dalam KTT di Washington ini disepakati lima prinsip dalam reformasi pasar finansial dan rezim regulasi untuk menghindarkan krisis serupa pada masa yang akan datang. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
» penguatan transparansi dan akuntabilitas,
» peningkatan regulasi yang kuat,
» promosi integritas dalam pasar finansial,
» promosi kerja sama internasional, serta
» reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional.
Selanjutnya dibentuk empat kelompok kerja secara khusus untuk menangani isu-isu spesifik. Empat kelompok kerja tersebut adalah:
• Kelompok Kerja 1, menangani hedge funds dan instrumen turunannya, standar akuntansi, agen-agen credit rating;
• Kelompok Kerja 2, menangani pembentukan FSB, sanksi bagi tax haven, dan supervisory college;
• Kelompok Kerja 3, menangani flexible credit line dan peningkatan capital IMF sebesar US$750 miliar;
• Kelompok Kerja 4, menangani budget support US$100 miliar, GCI ADB 200%, dan trade financing US$250 miliar.
Keempat kelompok kerja ini merupakan pendekatan G20 untuk mengedepankan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam KTT Washington.
Pada KTT di Osaka, Indonesia berperan aktif dengan menyumbangkan ide ekonomi digital yang dikenal dengan IDEA Hub. IDEA Hub atau Digital Media Accelerator Hub dirancang menjadi suatu wadah untuk anggota G20 yang akan saling bekerja sama untuk berbagi ide terkait model bisnis di negara mereka. IDEA Hub terdiri atas tiga sektor, yaitu sharing economies, workforce digitalization, dan financial inclusion.
Pada sidang KTT terakhir juga Indonesia akan memperluas bisnis dengan India melalui kerja sama ekonomi dan maritim serta membahas ekspor impor kelapa sawit dengan Perdana Menteri India. Dalam bidang maritim, Presiden Jokowi juga membicarakan interaksi pengusaha Aceh dan Andaman-Nikobar yang terus meningkat sehingga membuka kesempatan untuk Indonesia dalam mengajak kerja sama India dalam pengembangan infrastruktur konektivitas di Sabang.
Tak hanya itu, Indonesia juga membahas kerja sama industri dan investasi dengan Korea Selatan melalui kerja sama bilateral Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA). Selain dengan Korea Selatan, Indonesia juga membahas pengurangan defisit dagang dengan Tiongkok. Hal-hal ini yang kemudian menjadi kesempatan besar untuk Indonesia dalam meningkatkan kualitas ekonominya. Melalui pertemuan forum besar seperti G20, Indonesia mempunyai kesempatan untuk membuka banyak kerja sama dengan negara lain secara langsung melalui pertemuan para pemimpin negara.
Ada hal mendasar yang ingin dicapai oleh Indonesia di forum G20, yaitu meningkatkan standar mutu komoditas sesuai dengan tuntutan pasar internasional agar mempunyai nilai kompetitif dengan produk-produk sejenis di pasar global. Hal tersebut dapat dipahami, karena Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang berlimpah, tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan dalam pengolahan dan pengelolaan yang tepat guna. Tentu menjadi sebuah peluang yang harus dimanfaatkan secara baik dengan akses yang lebih besar untuk memperoleh transfer teknologi dan ilmu pengetahuan dari sesama anggota forum G20, yang didominasi oleh negara besar yang berbasis industri padat modal (Putri, 2020).
b. World Trade Organization (WTO)
WTO didirikan pada tahun 1995 yang merupakan penerus dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). WTO merupakan organisasi internasional yang secara eksklusif mengatur persoalan sektor perdagangan antarnegara. Perkembangan dan kemajuan komunikasi dan globalisasi dalam bidang ekonomi serta perdagangan telah memetakan batas-batas negara yang telah mewujudkan perdagangan internasional dan pola bisnis yang cenderung cepat (Manullang et al., 2021).
Ada tiga fungsi dan tujuan utama WTO, yaitu sebagai berikut (Kurniawardhani, 2021).
• Untuk menetapkan arus perdagangan global agar dapat berjalan dengan lancar.
• Sebagai forum perundingan, pembentukan kerangka untuk menentukan kebijakan ekonomi global dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
• Penerapan aturan perdagangan multilateral yang disetujui secara bersama.
Ada beberapa prinsip yang dijadikan sebagai landasan kerja WTO agar dapat berfungsi efektif. Prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.
• Non Diskriminasi, terbuka, diprediksi dan transparan, kompetitif, lebih
bermanfaat (bagi negara kurang berkembang), serta perlindungan
lingkungan (kesepakatan anggota dalam hal mengambil langkah
melindungi lingkungan).
• Memperlakukan keadilan untuk semua anggota, pengikatan tarif,
perlakuan nasional non diskriminasi, perlindungan hanya melalui tarif,
serta perlakuan yang dikhususkan untuk negara-negara berkembang.
Setelah WTO berdiri hingga saat ini, terdapat ratusan lebih negara tergabung menjadi anggota. Seluruh wilayah Uni Eropa masuk dalam anggota WTO. Beberapa contoh anggota WTO adalah Afganistan, Arab Saudi, Belanda, Tiongkok, Filipina, Inggris Raya, Jamaika, Jepang, Kanada, Latvia, Maroko, Norwegia, Papua Nugini, Rusia, Swiss, Tanjung Verde, Uni Eropa, Venezuela, Yaman, serta Zimbabwe.
WTO memiliki ketentuan perdagangan yang berlaku multilateral. Perjanjian kerja sama perdagangan yang dilakukan WTO dapat dijabarkan sebagai hasil kesepakatan perdagangan bebas mengenai hak-hak eksklusif negara penandatangan dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan perdagangan pada sistem perekonomian terbuka.. Hak tersebut tersebut terdiri atas dua jenis, yaitu hak dalam pemanfaatan sumber daya akses pasar perdagangan internasional dan hak melindungi bangsa dari akses negatif perdagangan internasional.
Setiap negara anggota WTO mempunyai hak membuat kebijakan dalam hal pemanfaatan sumber daya akses pasar internasional untuk kepentingan ekspor, sumber impor, dan investasi. Negara anggota WTO memiliki kewajiban dalam melaksanakan perjanjian, baik secara internal maupun eksternal. Kewajiban internal adalah mempunyai hak dalam membuat undang-undang yang diinginkan dan mematuhi aturan tersebut yang selanjutnya melahirkan keterkaitan hubungan antara hukum nasional dan hukum internasional. Adapun kewajiban eksternal adalah setiap negara melaksanakan perjanjian dengan negara lainnya dengan catatan tetap memperhatikan kewajiban dalam pelaksanaan perjanjian.
Berdasarkan pengamatan lapangan di era Asian Century menjelang abad 21, pemanfaatan sistem perdagangan multilateral oleh Indonesia sejak tahun 2010 telah memperlihatkan kecenderungan yang kian menurun. Ketentuan perdagangan multilateral WTO tidak lagi menjadi pertimbangan di dalam penyusunan kebijakan ekonomi sosial. Pada Sidang Komite Trade Related Investment Measures (TRIMs), Indonesia beberapa kali mendapatkan agenda sidang selama dua tahun berturut-turut (2015 dan 2016). Lima dari tujuh agenda Sidang TRIMS adalah membahas perihal klarifikasi dan keberatan anggota WTO terhadap kebijakan perdagangan Republik Indonesia.
c. International Monetary Fund (IMF)
IMF merupakan lembaga keuangan internasional yang bersifat otonom. Pada tanggal 27 Desember 1945, IMF dibentuk dengan kantor pusat yang berkedudukan di Washington D.C., Amerika Serikat. Pembentukan IMF didasarkan pada hasil Konferensi Bretton Woods pada tahun 1944. Pada bulan Juli 1944, saat kemenangan pasukan Sekutu di Perang Dunia II, di susunlah kerangka kerja sama ekonomi internasional pascaperang oleh 44 negara dengan 740 policy makers (para pembuat kebijakan) pada konferensi di Bretton Wood. Hal tersebut didasari oleh terjadinya kehancuran dan depresi pada kegiatan finansial di pasar internasional akibat dari Perang Dunia II. Depresi perekonomian yang cukup lama itu tampaknya menyadarkan banyak negara untuk kembali menata sistem perdagangan dunia.
Amerika Serikat dan Inggris menyadari bahwa sistem ekonomi dunia hanya dapat diperbaiki dengan memperkuat dan mengembangkan sistem perekonomian liberal. Berbagai usaha mulai dirintis untuk memformulasikan sistem perekonomian liberal tersebut ke dalam sebuah bentuk yang lebih permanen. Pada akhirnya Konferensi Bretton Woods menghasilkan dasardasar bagi pendirian tiga lembaga keuangan internasional, yaitu IMF, Bank Dunia, dan Lembaga Perdagangan Internasional atau dikenal dengan Lembaga Bretton Wood. Dengan dibentuknya IMF, diharapkan sistem finansial internasional dapat dipantau dan distabilkan melalui penyediaan dana-dana jangka pendek guna menanggulangi defisit neraca pembayaran suatu negara.
Salah satu misi IMF adalah membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu. IMF dibentuk dengan maksud untuk mendorong kerja sama moneter internasional dengan menjadi forum konsultasi dalam kerja sama negara anggota untuk menggalang tata moneter yang stabil melalui fungsinya sebagai lembaga pengaturan bidang moneter internasional. Peraturan dasar IMF disebut sebagai The Article of Agreement of the IMF. Berdasarkan pasal 1 peraturan dasar tersebut, IMF memiliki tujuan dan aktivitas sebagai berikut.
• Untuk mempromosikan kerjasama moneter internasional melalui lembaga
permanen yang menyediakan mekanisme untuk konsultasi dan kolaborasi
tentang masalah moneter.
• Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari
perdagangan internasional. Dengan demikian, ikut mendukung pembinaan
dan pemeliharaan tingkat kesempatan kerja dan pendapatan riil yang
tinggi serta pengembangan sumber daya produktif semua anggota sebagai
tujuan utama kebijakan ekonomi.
• Untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar, memelihara pengaturan
pertukaran yang tertib di antara anggota, dan menghindari depresiasi
pertukaran yang kompetitif.
• Untuk membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dalam
kaitannya dengan transaksi antar anggota dan penghapusan hal-hal yang
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
• Untuk memberikan kepercayaan diri pada anggotanya dengan sumber
daya umum IMF yang tersedia bagi mereka dengan tetap menjaga
keamanan sumber daya secara memadai. Dengan demikian, mampu
memberi kesempatan kepada anggota untuk mengoreksi ketidaksesuaian
dalam neraca pembayaran mereka tanpa mengambil langkah-langkah
yang dapat menghambat kemakmuran nasional dan internasional.
• Mempersingkat dan mengurangi tingkat ketidakseimbangan neraca
pembayaran negara anggota.
Untuk mencapai tujuan tersebut, IMF melaksanakan tiga fungsi sebagai berikut.
• Menggariskan suatu kode etik mengenai kebijakan-kebijakan nilai tukar
dan pembatasan transaksi pembayaran dalam neraca berjalan.
• Memberikan bantuan keuangan (pinjaman) kepada anggota agar dalam
melakukan tindakan koreksi atau dalam menghindari ketidakseimbangan
pembayaran negara tersebut tetap dapat mengikuti kode etik yang
disepakati bersama.
• Menyediakan forum konsultasi dan kerja sama bagi negara anggota mengenai masalah-masalah keuangan internasional.
IMF telah melakukan berbagai kegiatan atau upaya dalam rangka mewujudkan tujuan- tujuannya, antara lain sebagai berikut.
Pada 24 Oktober 1962 mengadakan perjanjian pinjaman dalam rangka General Agreement to Borrow antar sepuluh negara industri terkaya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman Barat, Prancis, Belgia, Kanada, Italia, Belanda, dan Swedia
Meningkatkan cadangan dana internasional yang terdiri atas modal lancar internasional dalam bentuk dolar Amerika, poundsterling, dan emas. Pada 28 Juli 1969 memperkenalkan Special Drawing Rights (SDR).
• Memberi masukan pada pertemuan G7 (Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, Jerman, Belanda, Jepang, dan Kanada) dan Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC).
• Membuat laporan tahunan ekonomi tiap negara, tentang kebijakan dan
kinerja ekonomi negara yang bersangkutan.
• Mempromosikan perdagangan internasional melalui lanjutan liberalisasi
perdagangan, baik melalui pengawasan maupun pinjaman bagi negaranegara.
Sesuai Pasal 1 dari Article of Agreement, IMF memiliki peran dengan memberikan bantuan dana darurat, baik yang berasal dari IMF maupun dari lembaga keuangan internasional lain yang menggunakan IMF sebagai lembaga rujukannya. Ada tiga jenis bantuan oleh IMF, yaitu fasilitas umum IMF, fasilitas khusus IMF, dan fasilitas konsesi IMF. IMF dalam hal memberi bantuan merupakan lembaga internasional yang melakukan pengamanan terhadap pinjaman yang diberikan kepada negara pemohon. Hal ini dilakukan agar dana pinjaman dapat dikembalikan apabila terjadi penarikan sepihak dari persetujuan yang ada. Prinsip ini dikemukakan dalam anggaran dasar pendirian IMF. Penarikan dapat dilakukan apabila terjadi kegagalan atau negara pemohon tidak mengikuti persetujuan yang telah disepakati.
Apabila suatu negara meminta bantuan dana kepada IMF, negara tersebut diwajibkan untuk memenuhi syarat tertentu sesuai dengan kebijakan IMF. Syarat tersebut mencakup penyesuaian kebijakan ekonomi domestik negara pemohon. Hal ini bertujuan agar negara pemohon dapat segera mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan membayar kembali pinjaman yang telah diajukan. Dalam hal ini IMF dapat menanamkan pengaruhnya ke dalam kebijakan negara peminjam dan pengaruh itu akan terus tertanam selama negara peminjam membutuhkan bantuan dana dari IMF (Pamungkas et al., 2019)