1. Pengaruh Pembangunan Wilayah terhadap Indeks Kesejahteraan
Pembangunan di suatu wilayah merupakan kesempatan baru dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat. Capaian ini akan lebih maksimal jika terdapat kolaborasi dari berbagai pihak. Aksi ini juga tidak akan menimbulkan permasalahan sosial atau ekonomi jika masyarakat ditempatkan sebagai subjek pembangunan, tidak hanya sebagai objeknya.
Masyarakat sebagai subjek pembangunan dalam suatu wilayah berarti komunitas lokal ikut serta dalam kegiatan pembangunan. Keikutsertaan ini, baik dari penentuan kebijakan maupun aksi nyata dalam proses pembangunan di lapangan.
Keikutsertaan masyarakat dan komunitas lokal ini sesuai dengan keberagaman adat, agama, budaya, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Definisi kesejahteraan dari tiap masyarakat lokal pun juga berbeda. Misalnya, masyarakat Batak yang menganggap harus tercapainya 3H, yaitu hamoraon (banyak harta), hasangapon (dihormati), dan hagabeon (kesuburan, banyak keturunan). Adapun masyarakat Jawa dengan gemah ripah loh jinawi yang artinya tentram, makmur, dan sangat subur tanahnya.

Dengan demikian, berbagai pembangunan seperti tol, pelabuhan, fasilitas publik, bahkan pemindahan ibu kota negara Indonesia tidak memicu permasalahan yang semakin memburuk. Salah satu dari implementasi pembangunan tol, mungkin akan banyak masyarakat yang sengsara dan ekonomi yang semakin terperosok karena mereka kehilangan lapangan kerja sebagai pedagang kaki lima. Dalam hal ini pembangunan tol yang tujuannya memudahkan jalur transportasi terkesan sebagai kebijakan negatif. Maka dari itu, pembangunan juga memerlukan keadilan masyarakat lokal sebagai subjek pembangunan. Selain itu, diperlukan adanya penyelesaian masalah pekerjaan ini sebagai pendukung ekonomi masyarakat di samping pembangunan tol ataupun lainnya.
Beralih pada implementasi pembangunan di Papua. Banyak permasalahan di wilayah ini, mulai dari permasalahan sosial, sumber daya, ekonomi, teknologi, dan lain-lain. Pengalokasian dana otonomi khusus yang maksimal, pembangunan yang komprehensif, dan penyederhanaan birokrasi yang tidak mengorbankan pembangunan fisik maupun nonfisik, maka pelaksanaan pembangunan di Papua dapat berjalan dengan baik. Banyak munculnya ketidakpuasan dari masyarakat seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan organisasi lainnya. Ini menuntut pemerintah agar tidak hanya pembangunan ekonomi yang digencarkan, tetapi pembangunan manusia juga sangat penting. Dengan demikian, permasalahan-permasalahan horizontal tidak timbul.
2. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Indeks Kesejahteraan
Revolusi Industri 4.0 membawa proses otomatisasi dan digitalisasi di berbagai bidang dalam proses industri sangat cepat. Akibatnya, perubahan besar dalam model bisnis terjadi. Usaha baru bermunculan bahkan menggeser bisnis konvensional yang telah lama berkembang. Era ini belum berakhir, Jepang mengusung konsep Society 5.0 (Masyarakat 5.0). Ini membawa semua manusia pada pusat perkembangan teknologi yang sangat menakjubkan.
Revolusi Industri 4.0 dan konsep Masyarakat 5.0 berupaya mengkolaborasikan bidang teknologi dan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan sosial manusia. Revolusi Industri 4.0 memudahkan proses desain, produksi, penyimpanan, pemindahan barang, pemasaran, dan transportasi. Penggunaan drone untuk pengiriman barang dan robot dalam operasional gudang juga sangat memudahkan manusia. Namun, ini berpengaruh pada kehilangan lapangan kerja. Tahun 2018, sebanyak seratus ribu penduduk kehilangan pekerjaannya (Itsmid, 2019). Adapun implementasi Masyarakat 5.0 meliputi pengolahan data di ruang siber dari aktivitas manusia dan benda fisik lainnya. Data ini dijadikan bahan pengambilan keputusan untuk mencapai kenyamanan, efisiensi, kesehatan, keamanan, serta distribusi kesejahteraan yang lebih berimbang.
Banyak tantangan yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Utamanya pihak pemerintah, perusahaan BUMN, pelaku bisnis, bahkan teknisi dan akademisi. Bagaimana kita dapat mengurangi dampak era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0? Bagaimana mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial? Bagaimana mengurangi emisi dan mencegah hilangnya adat, budaya, dan pranata sosial masyarakat di negara kita?
Kesejahteraan masyarakat akan tercipta jika tantangan-tantangan di atas terlewati. Negara Jepang mungkin telah siap melalui kedua era tersebut. Namun, Indonesia atau negara lainnya juga masih menyesuaikan diri untuk dapat bertahan di era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0.
Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi berbagai bidang. Implementasinya berpengaruh juga pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Ini juga dapat dilihat dari perkembangan bidang perekonomian di Indonesia.
Revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu peluang dalam menciptakan Ekonomi Pancasila berbasis digital. Ini juga sesuai dengan arah peta jalan Making Indonesia 4.0. Implementasi industri 4.0 merupakan upaya-upaya untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam menciptakan kinerja industri nasional yang lebih baik. Upaya ini untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Contoh implementasi untuk mencapai kesejahteraan ini ialah menciptakan aplikasi belanja dan aplikasi untuk edukasi anak.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan mencapai 6-7% pada 2030, jika implementasi industri 4.0 dilakukan dengan tepat. Bappenas Indonesia melihat dari sisi lapangan kerja nantinya akan ada lapangan pekerjaan baru pada tahun 2020 sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Era ini juga mendorong pertumbuhan industri manufaktur di atas 20% terhadap PDB pada 2030. Capaian ini akan dapat dirasakan masyarakat Indonesia jika implementasi industri 4.0 dilaksanakan dengan tepat. Bappenas juga menekankan bahwa pemerintah akan memasukkan implementasi industri 4.0 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Binus University, 2020).
Dalam bidang teknologi dan informasi, pengaruh Revolusi Industri 4.0 ini sangat terasa pada masyarakat Indonesia. Implementasinya seperti penggunaan smartphone dan jejaring sosial di kalangan masyarakat menjadi santapan makanan sehari-hari. Namun sayangnya, penyebaran berita hoax semakin meningkat. Ini dapat memicu berbagai permasalahan sosial dalam dunia digital. Dampak buruk ini dapat dihindari jika kita, sebagai pengguna teknologi dan jejaring sosial, dapat lebih bijak dalam menanggapi informasi yang diterima.